Miss Universe Izinkan Wanita yang Menikah dan Punya Anak Ikut Kontes
- Instagram @andreamezamx
VIVA Showbiz – Kontes kecantikan dunia Miss Universe memperbarui aturannya setelah 70 tahun lebih. Kini, para perempuan yang sudah bersuami dan mempunyai anak bisa mengikuti ajang yang digelar oleh IMG ini. Dilansir dari New York Post, aturan tersebut mulai berlaku saat ajang Miss Universe ke-72 pada tahun 2023.
Kontes pra-eliminasi untuk tahun ini, yang digelar pada bulan Desember mendatang, telah berlangsung.
Saat ini, aturan menyatakan bahwa hanya perempuan lajang berusia 18 hingga 28 tahun yang belum pernah menikah atau memiliki anak yang diperbolehkan untuk mendaftar. Untuk aturan baru, rentang usia masih tetap sama.
“Kami semua percaya bahwa perempuan harus memiliki hak pilihan atas hidup mereka. Keputusan pribadi manusia tidak boleh menjadi penghalang bagi kesuksesan mereka,” ujar seorang sumber terdekat.
Kepala eksekutif Yugen Group dan direktur nasional Miss Universe Bahrain Josh Yugen mengatakan Miss Universe menjadi ajang yang ramah kepada ibu-ibu dan wanita yang sudah menikah dan memiliki anak.
“Organisasi Miss Universe selalu menjadi platform terbesar dan paling inovatif dari jenisnya dan sekarang akan lebih inklusif serta ramah kepada ibu dan wanita yang sudah menikah,” ujarnya.
Ia melanjutkan, “bagi saya, ini selaras dengan apa yang telah saya perjuangkan, mematahkan stereotip dan menghilangkan stigma yang dipaksakan oleh masyarakat lama kepada kami dari beberapa dekade lalu.”
Miss Universe 2020 Andrea Meza membeberkan bahwa perubahan aturan sudah lama tertunda.
“Sejujurnya saya suka ini terjadi,” ucap Andrea. Menurutnya, sudah waktunya kontes kecantikan terbuka untuk perempuan yang sudah berkeluarga.
“Sama seperti perubahan masyarakat dan perempuan yang sekarang menduduki posisi kepemimpinan, di mana di masa lalu hanya laki-laki yang bisa. Sudah saatnya kontes berubah dan terbuka untuk perempuan dengan keluarga,” tambahnya.
Andrea yang mewakili Meksiko dalam Miss Universe memiliki pesan untuk orang-orang yang tidak menyukai aturan baru itu.
“Beberapa orang menentang perubahan ini karena mereka selalu ingin melihat seorang wanita lajang cantik yang tersedia untuk suatu hubungan,” kata Andrea.
“Mereka selalu ingin melihat seorang wanita terlihat begitu sempurna dari luar sehingga hampir tak bisa dijangkau. Pertama, itu seksis dan selanjutnya itu tidak realistis,” tuturnya.
Andrea menyatakan, baik perempuan lajang maupun berkeluarga bisa mempunyai posisi kepemimpinan yang sama.
“Sama seperti di industri lainnya, perempuan mampu memiliki posisi kepemimpinan yang menuntut tanpa atau dengan keluarga, begitu juga dalam hal ini,” pungkasnya.