Perjalanan Spiritual Dik Doank, Mimpi Meninggal Hingga Dikejar Kiamat

VIVA Showbiz – Saat ini seniman ternama Raden Rizki Mulyawan atau yang lebih akrab disapa dengan Dik Doank memilih untuk menepi dari hiruk pikuk dunia hiburan yang sudah membesarkan namanya. Seniman yang saat ini sudah menginjak usia 53 tahun ini banyak menghabiskan waktunya untuk mengurus sekolah alam. 

Keputusan tersebut bukan tanpa sebab, Dik Doank rupanya sudah memutuskan untuk tidak lagi mengejar kebutuhan duniawi. Seniman yang sudah aktif di dunia hiburan sejak tahun 1990-an itu, sempat bertanya bagaimana rasanya mati. Tidak lama berselang, ia langsung mengalami mimpi dicabut nyawa sembilan kali. 

Ia juga mengungkapkan bagaimana sakitnya proses terpisahnya nyawa dengan raga. Dalam mimpi itu, ia mengibaratkan dicabutnya nyawa seperti buah durian yang ditaruh di dalam perut. Kemudian, durian itu diikat dan ditarik keluar sampai ke ubun-ubun. 

"Terus saya dimimpiin sembilan kali dicabut nyawanya. Rasanya kayak duren ditaruh di dalam perut, diikat pakai handuk, ditarik paksa ke ubun-ubun. Aduh rasanya sakit banget," ujar Dik Doank kepada wartawan pada Selasa, 9 Agustus 2022. 

Dik Doank mengaku, setelah muncul mimpi aneh tersebut, dirinya pun merasa kapok dan ketakutan. Sebab, permasalahan yang ada di dalam mimpinya, tidak lain adalah teguran dari Allah SWT.  Bukan hanya itu, Dik Doank juga bercerita bahwa dirinya mengalami mimpi lain. Ia terlihat seperti dikejar kiamat dunia sampai berlari selama berjam-jam. 

"Saya melihat orang sholat aja belum tentu selamat, apalagi kalau saya enggak salat gitu loh," tuturnya. “Sejak itu saya bertanya, 'Allah salat itu apa sih gunanya?'. Maka itu pencarian yang panjang banget ya," sambungnya.

Kejadian tersebut, kabarnya dialami pada tahun 1997 silam, tepat ketika Dik Doank menginjak usia 27 tahun. Sejak saat itu, pemain film Pasir Berbisik itu memutuskan untuk berhijrah. Dari keputusan hijrah itu, kemudian Dik Doank berangkat haji dengan kondisi seadanya. 

Gletser Kiamat Ancam Bumi

Gletser Thwaites, atau Gletser Kiamat, di Antartika telah memicu perbincangan tentang 'geoengineering' atau rekayasa Bumi sebagai solusi perubahan iklim.

VIVA.co.id

18 November 2024