6 Film Lokal Indonesia yang Bertema LGBT, Tara Sudiro Ciuman
- Tangkapan Layar: YouTube
VIVA Showbiz – Dalam beberapa dekade belakangan, industri perfilman Hollywood selalu memasukkan unsur LGBT ke dalam beberapa karyanya. Hal ini dilakukan dengan berbagai macam cara. Entah itu membuat fokus utama dengan langsung mengusung tema LGBT atau hanya sekadar memperlihatkan karakter yang menjadi bagian dari komunitas tersebut.
Tapi, film dengan tema LGBT ini bukan hanya ada di Hollywood, tapi juga di industri hiburan Tanah Air. Ya, walaupun menjadi topik yang tabu dan kontroversi, ada beberapa sineas lokal yang berani membuat film lokal Indonesia yang didalamnya ada tema LGBT. Bahkan, terlepas dari kontroversinya di Tanah Air, film ini justru sukses mendapatkan penghargaan di internasional.
Nah, untuk kamu yang penasaran, berikut adalah ulasan tentang film lokal Indonesia yang mengandung unsur LGBT seperti dirangkum VIVA dari berbagai sumber.
1. Arisan! (2003)
Disutradarai oleh Nia Dinata, Alisan! adalah slah satu film lokal Indonesia paling populer di awal tahun 2000-an. Namun, kepopuleran film tentang kehidupan selebriti di Jakarta ini juga tak lepas dari kontroversi yang dihadirkannya. Itu karena Alisan! menjadi film produksi lokal pertama dalam sejarah film lokal Indonesia yang menampilkan adegan ciuman antara dua pria.
Adegan ciuman pun dilakukan oleh Tora Sudiro dan Surya Saputra, yang disebut-sebut dalam film tersebut sebagai pasangan gay. Meski menuai kontroversi, Tora dan Surya justru meraih penghargaan sebagai "Aktor Terbaik" dan "Aktor Pendukung Terbaik" di Piala Citra. Juga, Arisan! sempat diputar di Festival Film ASEAN di Washington, AS.
2. Berbagi Suami (2006)
Berbagi Suami adalah film lokal Indonesiaa dengan tiga bagian, masing-masing tentang kehidupan seorang wanita yang menjadi istri seorang pria poligami. Di salah satu segmen cerita, kita melihat kisah Siti (Shanty) menikah dengan Pak Liknya yang sebenarnya sudah memiliki dua istri, Sri (Ria Irawan) dan Dwi (Rieke Diah Pitaloka).
Menariknya, menjelang akhir cerita Siti ini, kita kembali melihat tema LGBT dalam film yang dibuat Nia Dinata ini. Hal ini karena waktu Siti dan Dwi masih istri Pak Lik, jelas-jelas mereka punya hubungan sesama jenis. Bahkan, mereka juga disuruh kabur dari rumah Pak Li agar bisa hidup bahagia bersama.
3. Coklat Stroberi (2007)
Coklat Stroberi adalah film lokal Indonesia tentang kehidupan dua siswi Key (Nadia Saphira) dan Citra (Marsha Timothy) yang belajar di Jakarta. Dikatakan bahwa mereka menyewa sebuah rumah dan membelinya dengan uang yang mereka peroleh dari pekerjaan sampingan. Namun, ternyata penghasilan mereka tidak cukup untuk membayar sewa, sehingga mereka menghadapi ancaman penggusuran oleh pemiliknya.
Nah, sebagai solusi untuk memudahkan pembayaran sewa, Key dan Citra pun mengajak dua orang pemuda yang bernama Nesta (Nino Fernandez) dan Aldi (Marrio Merdhitia) untuk tinggal bersama mereka. Key dan Citra juga jatuh cinta pada Nesta dan Aldi karena menghabiskan waktu bersama. Namun, Nesta dan Aldi ternyata gay, yang tentu saja memperumit hubungan mereka.
4. Lovely Man (2011)
Lovely Man yang disutradarai oleh Teddy Soriatmaja ini bercerita tentang seorang gadis pesantren bernama Cahaya (Raihaanun) yang melakukan perjalanan ke Jakarta untuk mencari ayahnya yang telah pergi sejak kecil. Setibanya di Jakarta, Cahaya juga mengetahui bahwa ayahnya Syaiful (Donny Damara) bekerja di ibu kota sebagai seorang waria yang akrab dipanggil Ipuy.
Kisah keluarga yang sederhana dan unik ini juga mendapat respons yang sangat positif dari berbagai event perfilman internasional dan komunitas LGBT. Buktinya, Lovely Man membawa pulang piala "Film Terbaik" di Festival Film LGBT Internasional Tel Aviv 2012 di Israel. Tak hanya itu, media besar internasional seperti The Hollywood Reporter juga memuji penampilan Donny Damara dalam film
5. Parts of the Heart (2012)
Dengan film lokal Indonesia Parts of the Heart, kita benar-benar merasakan tema LGBT di sepanjang film. Soalnya, film yang diproduseri Paul Agusta ini menceritakan kehidupan seorang pria bernama Peter yang konon memiliki orientasi seksual gay dan ingin hidup normal. Namun, Peter harus bekerja lebih keras untuk mencapai keinginannya.
Kehidupan Peter juga disajikan dengan cara yang unik, yaitu cerita dibagi menjadi delapan segmen, yang masing-masing menceritakan kisah Peter dari usia 10 hingga 40 tahun. Setiap generasi Peter juga diperankan oleh beberapa aktor ternama Indonesia, seperti Endy Arfian dan Joko Anwar yang dikenal sebagai sutradara di tanah air.
6. Kucumbu Tubuh Indahku (2019)
Mungkin banyak dari kamu yang familiar dengan film lokal Indonesia bertema LGBT ini. Ya, Kucumbu Tubuh Indahku, film Garin Nugroho ini sempat membuat heboh ketika rilis karena dilarang oleh banyak orang karena dianggap mempromosikan LGBT kepada penontonnya. Bahkan, film tersebut akhirnya dilarang tayang di tujuh kota di Indonesia.
Kucumbu Tubuh Indahku pada dasarnya menceritakan kehidupan seorang penari Lengger yang sedang mencari jati dirinya. Nah, yang jadi masalah di masyarakat, Lengger itu tarian yang laki-lakinya berdandan perempuan, jadi ditengarai mempromosikan LGBT. Padahal, tarian ini merupakan budaya dari daerah Ban yang sudah ada sejak lama.