Profil Rima Melati, Aktris Senior Tutup Usia 82 Tahun

Rima Melati dan Widyawati
Sumber :
  • Winda Yanti (Vivanews)

VIVA Showbiz –  Rima Melati meninggal dunia pada hari Rabu, 23 Juni 2022.  Artis senior Rima Melati dikabarkan meninggal dunia dalam usia 82 tahun. Kabar tersebut pertama diketahui dari unggahan instagram story Rima Melati. Mengunggah latar belakang layar warna hitam, unggahan tersebut menyampaikan duka cita.

"Innalillahi wa inna ilaihi rojiun #RIPRIMAMELATI," bunyi instagram story Rima Melati, dikutip Kamis (23/6/2022).

 Wanita bernama lengkap Marjolien Tambajong itu lahir pada tanggal 22 Agustus 1939. Dia adalah seorang aktris, model dan penyanyi berkebangsaan Indonesia keturunan Belanda dan Minahasa. Ia telah dinominasikan untuk beberapa penghargaan, termasuk enam Piala Citra Festival Film Indonesia dan memenangkan satu diantaranya, sebagai aktris terbaik untuk perannya di film Intan Berduri.

Rima menikah dengan aktor Frans Tumbuan pada 3 Desember 1973. Frans dan Rima ternyata sudah dijodohkan sejak berusia masih satu tahun. Dari pernikahan keduanya Frans dan Rima memiliki tujuh orang anak. Selama 42 tahun menjadi suami-istri, cinta mereka pun dipisahkan oleh maut yang menjemput Frans pada 23 Maret 2015.

Ketika di bangku SD Kebangkitan Rakyat Indonesia Sulawesi (KRIS), Rima pernah satu kelas dengan mantan Presiden Indonesia keempat, Abdurrahman Wahid.

Nama Rima Melati, diperoleh dari pemberian Presiden Soekarno. Saat itu, sekitar awal 1960-an Bung Karno sering mengganti nama orang yang dirasa kebarat-baratan. Selain itu, nama Rima sebenarnya akan diberikan Lientje kepada anak yang sedang dikandungnya. Pada saat itu Marjolien yang sedang mengandung anak kedua, ingin memberi nama Rima kepada si anak jika perempuan. Ia diilhami tokoh Rima the Bad Girl dalam film Green Mansions (1959) yang diperani Audrey Hepburn. Sayang, janin itu meninggal sebelum dilahirkan. Lientje yang terpukul, menceritakan peristiwa itu kepada Bung Karno, sekaligus mengutarakan keinginannya untuk mengambil alih nama Rima, dikombinasi dengan "Melati".

KARIR

Rima sempat menjadi personel grup penyanyi wanita terkemuka pada 1960-an, Baby Dolls, yang terdiri atas Rima Melati, Baby Huwae, Gaby Mambo, dan Indriati Iskak. Rima juga pernah meraih Piala Citra pada Festival Film Indonesia 1973 dalam kategori Pemeran Utama Wanita Terbaik dalam film INTAN BERDURI bersama Benyamin Sueb, yang memperoleh penghargaan sebagai Pemeran Utama Pria Terbaik dalam film yang sama.

Pada kesempatan lain Rima juga pernah dinominasikan untuk penghargaan Pemeran Pembantu Wanita terbaik di beberapa Festival Film Indonesia, dalam film KUPU-KUPU PUTIH (1984), TINGGAL LANDAS BUAT KEKASIH (1985), PONDOK CINTA (1986), BIARKAN BULAN ITU (1987), dan ARINI II (BIARKAN KERETA ITU LEWAT) (1989). Pada ajang Festival Film Asia Pasifik ke-50, Rima Melati meraih penghargaan Aktris Pemeran Pembantu Terbaik dalam film UNGU VIOLET.

Rima Melati, juga aktif di Yayasan Indonesia Tanpa Tembakau (YITT) dan pernah mendapat penghargaan dari WHO berupa 'Award No Tobaco Day' karena usahanya dalam kampanye antirokok. Menurut Kepala Perwakilan WHO di Indonesia, George Petterson, Rima terpilih sebagai satu-satunya orang Indonesia dari 10 warga dunia yang pada tahun 2006 mendapat piala penghargaan dari WHO.

Rima Melati sempat menjadi salah satu korban akibat merokok. Ia mulai merokok pada umur 16 tahun karena pengaruh lingkungan dan tontonan. Rima berhenti merokok pada 1989 setelah kerak tar dan nikotin dalam tubuhnya menimbulkan kanker pada usus dan payudara.

Saat ini Rima masih aktif juga sebagai aktris sinetron. Beberapa di antaranya BENCI BILANG CINTA, KABUT SUTERA UNGU, dan DUA HATI. Selain menjadi aktor, Rima juga dikenal sebagai sutradara televisi yang salah satu karyanya adalah API CINTA, ANTONIO BLANCO.

FILMOGRAFI

Film
NOTARIS SULAMI (1961)
VIOLETTA (1962)
BENGAWAN SOLO (1971)
JANG DJATUH DIKAKI LELAKI (1971)
LEWAT TENGAH MALAM (1971)
RAKIT (1971)
WADJAH SEORANG LAKI-LAKI (1972)
SALAH ASUHAN (1972)
MAMA (1972)
ALI BABA (1974)
PINANGAN (1976)
WAJAH TIGA PEREMPUAN (1976)
MAX HAVELAAR (1976)
TALI MERAH PERKAWINAN (1981)
DETIK-DETIK CINTA MENYENTUH (1981)
DI BALIK KELAMBU (1983)
SAAT-SAAT YANG INDAH (1984)
MERPATI TAK PERNAH INGKAR JANJI (1985)
KULIHAT CINTA DI MATANYA (1985)

GALAU REMAJA DI SMA (1985)
MATAHARI-MATAHARI (1985)
KEMBANG KERTAS (1985)
BIARKAN BULAN ITU (1986)
DI BALIK DINDING KELABU (1986)
PENGANTIN BARU (1986)
ARINI (1987)
CINTAKU DI RUMAH SUSUN (1987)
KECIL-KECIL JADI PENGANTIN (1987)
AYAHKU (1987)
JAVA BURN (1988)
SETEGAR GUNUNG BATU (1988)
LUPUS III-TOPI TOPI CENTIL (1989)
KRISTAL-KRISTAL CINTA (1989)
SESAAT DALAM PELUKAN (1989)
SESAL (1994)
BANYU BIRU (2005)
UNGU VIOLET (2005)
CINTA SILVER (2005)
KALA (2007)
SAUS KACANG (2008)
BEBEK BELUR (2010)
SATU JAM SAJA (2010)

Kantongi Gold Rank ASRRAT 4 Tahun Berturut-turut, Bukti Komitmen BNI Terapkan Keuangan Berkelanjutan

Sinetron

CINTA TAK PERNAH SALAH
ISTANA IMPIAN
MENTARI DI BALIK AWAN
KESUCIAN PRASASTI
KABUT SUTRA UNGU
WULAN
NYONYA-NYONYA SOSIALITA/LABA-LABA CINTA
CANDY
SAFIRA
LIA

Indonesia Berjaya, Plataran Komodo Menangkan Penghargaan “Best For Romance” Condé Nast Johansens
Kantor Unilever Indonesia

Membangun Kota Hijau, Peran ESG dalam Perencanaan Properti

Komitmen ini menunjukkan bahwa keberlanjutan bukan hanya tentang memenuhi standar tertentu, tetapi juga tentang menciptakan masa depan yang lebih baik bagi semua pihak.

img_title
VIVA.co.id
23 November 2024