Profil Laksmi Shari De Neefe Suadarna, Puteri Indonesia 2022
- Instagram @laksmideneefe
VIVA – Finalis asal Bali, Laksmi Shari De Neefe Suadarna resmi menyabet gelar Puteri Indonesia 2022. Laksmi mampu mengalahkan 43 finalis lainnya yang mewakili dari 34 provinsi.
Laksmi menggantikan posisi Raden Roro Ayu Maulida Putri sebagai Puteri Indonesia 2020. Setelah mendapat gelar Puteri Indonesia, Laksmi akan berjuang di Miss Universe 2022. Lantas, siapakah sosok Laksmi Shari De Neefe Suadarna ini? Simak ulasan selengkapnya berikut ini.
Profil Laksmi Shari De Neefe Suardana
Laksmi Shari De Neefe Suadarna, Puteri Indonesia 2022
- Instagram @laksmideneefe
Laksmi Shari De Neefe Suardana atau akrab disapa Laksmi merupakan wanita cantik yang berasal dari Bali. Laksmi merupakan blasteran Indonesia-Australia yang lahir pada 26 Januari 1996. Saat ini ia berusia 26 tahun. Ia merupakan lulusan Bachelor of Fashion Business Polimoda di Florence, Italy.
Laksmi bekerja sebagai Marketing Manager Casa Luna Bali Group. Ia merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. Melansir dari website resmi Puteri Indonesia, Namanya diambil dari Dewi Laksmi, yang dikenal memiliki kekuatan untuk mengubah mimpi jadi kenyataan.
Laksmi dibesarkan di Ubud, sebuah desa kecil di tengah pulau Bali. Ia sangat menyukai segala sesuatu yang berkaitan dengan keindahan, desain, dan alam. Ia juga senang melakukan hal sederhana seperti jalan-jalan menelusuri desa. Laksmi sangat gemar membaca, memasak, tenis, berkuda, berkebun, dan mendaki.
Perjalanan karier
Laksmi Shari De Neefe Suadarna, Puteri Indonesia 2022
- Instagram @laksmideneefe
Laksmi meraih prestasi akademik Polimoda Bachelor of Fashion Business cum laude 2020, dan juga aktif dalam beragam aktivitas seperti menjadi Host IG Live Book Club untuk Ubud Writers & Readers Festival sejak 2020, Klub Buku Narasi Bookshelf Tour 2021, moderator untuk peluncuran buku di Ubud Writers & Readers Festival 2021, dan sebagai Puteri Indonesia Bali 2022.
Laksmi juga menjadi sukarelawan mengajar bahasa Inggris untuk Hope for Bali, Yayasan Begawan dan mengunjungi Lembaga Pembinaan Khusus Anak IIB di Karangasem, Bali. Dari pengalamannya tersebut, ia menjumpai langsung bahwa literasi, minat baca anak-anak di Bali dan bahkan Indonesia masih perlu untuk ditingkatkan kembali.
