Polemik Logo Halal Baru, Netizen Seret Nama Gus Miftah, Kenapa?
- Gus Miftah Official
VIVA – Kementerian Agama mengeluarkan logo halal yang baru. Hal in mengundang berbagai pro dan kontra termasuk dari netizen. Salah satu pendapat yang kontra mengatakan, logo halal tersebut mirip gunungan wayang.
Netizen tersebut menautkan akun Instagram Gus Miftah dalam stories-nya. Sang netizen mengunggah foto tentang kontioversi logo halal baru. Kemudian ia menulis nama Gus Miftah dalam unggahan itu.
"efek si @gusmiftah nih kampreettt ustad gadungan," tulis warganet tersebut.
Unggahan tersebut ditanggapi Gus Miftah. ia terlihat santai meski ada kata-kata kurang enak dalam unggahan tersebut. Bahkan Gus Miftah mengunggah ulang dan menruhnya di-feed akun Instagramnya.
"Wuiih di tag di IG story oleh akun @muhamad_albi96 ……. Miftah effect
Hebat benar gue yes," tulis Gus Miftah diikuti emoticon tertawa.
Tidak sampai di situ, Gus Miftah mendoakan netizen tersebut. Gus Miftah berharap kebaikan menyertai si netizen.
"Matur thank you ya mas @muhamad_albi96 semoga sehat selalu dan segera naik haji… Amien," sambung Gus Miftah.
Nama Gus Miftah pernah terbawa dalam polemik halal atau haram pagelaran wayang. Gus Miftah menyelenggarakan pagelaran wayang setelah salah satu pendakwah menyampaikan pendapatnya.
Penetapan label halal dituangkan dalam Keputusan Kepala BPJPH Nomor 40 Tahun 2022 tentang Penetapan Label Halal. Surat tersebut diteken Kepala BPJPH Muhammad Aqil Irham pada 10 Februari 2022, dan berlaku efektif terhitung sejak 1 Maret 2022.
Menurut dia, label halal Indonesia secara filosofi mengadaptasi nilai-nilai ke-Indonesian. Sebab, bentuk dan corak yang digunakan merupakan artefak-artefak budaya yang memiliki ciri khas unik berkarakter kuat dan merepresentasikan halal Indonesia.
Bentuk tersebut, kata dia, menggambarkan bahwa semakin tinggi ilmu dan semakin tua usia, maka manusia harus semakin mengerucut (golong gilig) manunggaling jiwa, rasa, cipta, karsa, dan karya dalam kehidupan, atau semakin dekat dengan Sang Pencipta. Sedangkan, motif surjan yang juga disebut pakaian takwa mengandung makna-makna filosofi yang cukup dalam. Di antaranya, bagian leher baju surjan memiliki kancing 3 pasang (6 biji kancing) yang semuanya itu menggambarkan rukun iman. Selain itu, motif surjan/lurik yang sejajar satu sama lain juga mengandung makna sebagai pembeda/pemberi batas yang jelas.