Cerita Kak Seto Jadi Gelandangan, Pemulung dan Tidur di Tempat Sampah
- Instagram @kaksetosahabatanak
VIVA – Dikenal sukses sebagai psikolog, rupanya Kak Seto memiliki pengalaman yang tak terlupakan di masa lalu. Meski kini sudah dikenal banyak orang, rupanya seorang Seto Mulyadi pernah merasakan tidur di tempat sampah dan menjadi tunawisma. Seperti apa kisahnya?
Kak Seto dengan gaya khasnya, selalu dikenal sebagai sosok yang penyayang dan mendidik anak. Di balik itu, pria kelahiran Klaten ini merasakan pahitnya hidup sembari tidur di berbagai tempat yang bisa dibilang tak layak menjadi tempat beristirahat.
Hadir sebagai bintang tamu di kanal youtube VINDES beberapa waktu lalu, Kak Seto mengungkap segala pengalaman hidupnya. Salah satu yang baru saja diungkapkan dan cukup mengejutkan adalah saat Kak Seto menjadi tunawisma alias gelandangan.
"Tujuh bulan merasakan jadi gelandangan. Tidur di tempat sampah, emperan toko. Karena nggak ngerti apa-apa," tuturnya, dikutip Senin 21 Februari 2022.
Kala itu, Kak Seto mengingat jelas momen tersebut terjadi sekitar tahun 1970-an. Lantaran finansial yang tak mencukupi, Kak Seto pun rela bekerja serabutan hingga jadi pemulung sampah.
"Jadi yaudah hidup di situ jadi kuli pasar, pemulung. Maka, saya ulang tahun, saya ingat kembali dengan nyamar jadi gembel," imbuhnya.
Meski bekerja serabutan, pria 70 tahun itu mengaku tak pernah putus asa dan selalu berjuang demi hidupnya. Tak heran, kini pencipta karakter Si Komo itu akhirnya meraih kesuksesan hingga dikenal oleh banyak orang sebagai seorang pakar pendidikan.
"Supaya saya ingat saya pernah berada di titik paling bawah. Akhirnya (saat itu) dapat kerja jadi Office Boy di salah satu yayasan," pungkasnya.
Sebelumnya, Kak Seto juga mengaku di masa kecilnya merupakan sosok yang sangat aktif. Ia bahkan mengaku tak bisa diam sehingga membuat pengalaman yang tak terlupakan dengan terjatuh dan kepala bocor.
"Pernah jatuh, kepala di bawah, bocor, dijahit, biasalah, makanya pakai poni untuk tutupi jahitannya. Cerita di balik poni. Masih ada bekasnya (di dahi)," ucap ayah empat anak itu.