Dulu Ceramahnya Ngegas, Ustaz Yahya Waloni: Saya Tak Boleh Seperti Itu

Yahya Waloni
Sumber :
  • YouTube

VIVA – Ustaz Yahya Waloni baru saja terbebas setelah 5 bulan mendekam di dalam jeruji penjara terkait ceramah-ceramahnya menimbulkan kontroversi seperti ujaran kebencian yang menyinggung SARA. Penceramah tersebut meninggalkan Rutan Bareskrim Polri terhitung sejak 31 Januari 2022 lalu. 

Fakta-fakta Isa Zega, Transgender yang Dikencam Gegara Umroh Gunakan Baju Syar'i

Setelah keluar dari penjara, ternyata Ustaz Yahya Waloni telah banyak mengubah cara berpikirnya. Jika sebelumnya ia dikenal sebagai seorang penceramah yang ‘ngotot’ dan ‘ngegas’ kini diakuinya sendiri bahwa ia tak akan melakukannya lagi. Seperti yang diketahui bahwa selama ini ia dikenal sebagai penceramah yang sangat sensitif dengan agama selain Islam. 

“Saya tidak boleh seperti itu sebenarnya. Saya merenung di dalam penjara,” ujar pengakuan Yahya Waloni dalam podcast di kanal YouTube Deddy Corbuzier yang dikutip Viva pada Kamis, 17 Februari 2022. 

Kalah Lawan Qatar, Uzbekistan Senasib dengan Timnas Indonesia: Dicurangin Wasit

Mantan pendeta ini juga mengakui segala kesalahan yang telah diperbuatnya pada masa yang lalu. Sehingga saat dirinya mendapatkan hukuman ia berusaha untuk menghadapinya sendiri bahkan tanpa pengacara. 

“Karena memang saya punya kesalahan sudah terlalu besar,” ujarnya lagi.

Penampilan Baru Wanda Hara Jadi Sorotan Netizen saat Hadiri Ulang Tahun Syahnaz Sadiqah

Selama 5 bulan menjalani hukuman di dalam penjara, Yahya mengaku banyak mendapatkan inspirasi baru. Ia juga mendapatkan banyak pelajaran baru dan lebih memahami lebih dalam mengenai toleransi beragama.

“Segala sesuatu yang dilakukan oleh ritual agama lain itu adalah hal yang suci, hal yang sangat sakral. Tidak boleh saya jadikan itu sebagai gurauan, candaan, humor. Tidak boleh itu,” jelasnya Yahya. 

Apalagi saat berada di penjara dirinya banyak dibantu oleh berbagai macam orang yang berbeda suku dan agama. Misalnya seperti orang yang membawakannya makanan dan mencuci bajunya adalah orang Kristen, orang Flores dan Timur. Mereka yang berbeda tersebut diakuinya tidak ribut dan tetap hidup berdampingan. 

Ternyata terjadi keberagaman saat dirinya menjalani hukuman tersebut yang kemudian lebih menyadarkan makna hidupnya. 

“Miniatur yang sangat baik untuk kita merubah tata kehidupan, tata kelola, perilaku kita.” tegas Yahya. 

Saat di persidangan pun ia mengakui segala kesalahan dan ucapannya yang menimbulkan kontroversi kepada hakim dan jaksa tanpa menyangkalnya sedikit pun. Yahya juga menerima berapapun hukuman yang diberikan kepada dirinya pada saat itu. Karena ia meyakini dirinya tidak memiliki masalah dengan manusia seperti hakim dan lain sebagainya tapi memiliki masalah dengan Allah SWT. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya