Fakta Jammi Streamer Asal Korsel Akhiri Hidup Karena Komentar Jahat
- Instagram @jamminim
VIVA – Seorang streamer Twitch perempuan asal Korea Selatan bernama Jammi atau yang dikenal dengan BJ Jammi dikabarkan telah meninggal dunia. Kabar tersebut dibagikan oleh sang paman melalui halaman TGD Jammi (situs komunitas online untuk pengguna Twitch) pada 5 Februari 2022 sekitar pukul 3:30 waktu setempat di usianya yang ke- 27 tahun.
Melansir dari koreaboo.com, perempuan bernama lengkap Jo Jang Mi diketahui meninggal karena bunuh diri pada sekitar akhir bulan Januari 2022. Paman Jammi mengungkapkan bahwa Jammi diduga mengalami depresi berat atas komentar kebencian dan rumor jahat yang selama ini diterima Jammi. Berikut ini fakta-fakta Jammi yang memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.
Menjadi streamer sejak 2019
Jammi sudah mulai melakukan streaming di Twitch dan YouTube sejak Maret 2019, setelah awalnya melakukan streaming di Full TV (sekarang Panda TV. Streaming yang dibuatnya mencakup konten game, menyanyi/menari, makan/minum dan cosplay.
Menjadi korban komentar jahat
Dengan meninggalnya Jammi menambah deretan orang yang menjadi korban dari komentar kebencian sehingga ia memilih untuk melakukan bunuh diri karena mengalami depresi berat. Bahkan bukan hanya dirinya saja yang mendapatkan komentar jahat tapi juga keluarganya.
Dituduh sebagai seorang feminis
Sebelum memutuskan untuk mengakhiri hidupnya Jammi sempat mendapatkan tuduhan dan rumor bahwa dirinya adalah seorang feminis. Hal itu berawal dari YouTuber PPKKa yang menyebut Jammi sebagai feminis radikal. PPKKa juga menyoroti “kemunafikan” Jammi di salah satu videonya, membandingkan meme yang diduga mengejek pria. Sehingga menimbulkan komentar jahat dari publik.
Orang tua yang juga mengakhiri hidup
Orang tua dari Jammi yakni ibunya juga terkena imbas dari komentar jahat yang diberikan netizen kepada anaknya tersebut. Sehingga pada September 2019 lalu ibu Jammi memutuskan untuk mengakhiri hidupnya lebih dulu yang diyakini juga karena depresi yang dialaminya.
Semoga apa yang dialami oleh Jammi menjadi sebuah pelajaran bagi kita semua untuk lebih berhati-hati lagi dalam berkomentar apalagi di sosial media. Karena pada dasarnya tidak ada yang tahu bagaimana mental seseorang yang tentunya tidak bisa dianggap remeh. Sebisa mungkin kita jaga perkataan kita agar tidak menyakiti hati orang lain dan tidak menimbulkan hal yang serupa.