Tak Dukung Timnas Garuda, Presenter Ardes Goenawan Minta Maaf
- Instagram @ardesgoenawan
VIVA – Presenter Ardes Goenawan menjadi bulan-bulanan netizen lantaran komentarnya soal selebrasi kemenangan Timnas Indonesia yang membawa mereka masuk ke final Piala AFF 2020. Pria yang dikenal sebagai presenter program olahraga itu mengatakan bahwa euforia Timnas Garuda menang melawan Singapura berlebihan.
"Masuk final AFF gembiranya serasa pahlawan legenda juara Piala Dunia. Hampir kalah di kandang sendiri melawan 9 pemain. Banyak gaya dan provokatif. Intinya, OVER-RATED," tulisnya di akun Instagram @ardesgoenawan.
Saking marahnya karena kecewa, Ardes Goenawan bahkan berharap supaya Indonesia kalah di Final Piala AFF 2020. Ia mendoakan supaya tim lawan, yakni antara Thailand atau Vietnam yang masuk sebagai juaranya.
"Apresiasi untuk kerja keras pelatih dan para pemain muda Indonesia, tapi gue harap gak juara sih. Aneh banget tim yang hampir kalah dari 9 pemain bisa juara. Semoga Thailand atau Vietnam aja yang juara," ungkapnya.
Ardes Goenawan juga menyarankan warganet untuk tidak mengaitkan dukungan terhadap tim sepakbola dengan nasionalisme. Bahkan, secara terang-terangan, ia mengaku lebih mendukung Timnas Singapura dan Thailand ketimbang Indonesia.
"And please gak usah mengaitkan keberpihakan tim sepakbola dengan nasionalisme. GAK ADA KORELASINYA. Gue dukung Singapore & Thailand, bukan berarti gue gak cinta negara. Alasannya? Yah ribet... Seribet ngorek hati wanita," kata dia.
Minta maaf setelah dihujat
Setelah dihujat sana-sini, Ardes akhirnya mengungkapkan permintaan maafnya.
"Mohon maaf kalau ada sebagian teman-teman yang merasa sakit hati karena komentar saya terkait sepak bola khususnya mengenai Tim Nasional sepak bola Indonesia," tulis Ardes Goenawan di Instagram Story baru-baru ini.
Ia juga menambahkan bahwa dirinya hanya mengutarakan pendapat dan tidak bermaksud merendahkan perjuangan timnas di Piala AFF 2020.
"Saya hanya berusaha mengutarakan pendapat bahwa dalam kacamata objektif secara permainan harus diakui Thailand dan Vietnam lebih unggul dari Indonesia. Tidak ada maksud untuk merendahkan perjuangan pelatih, staf dan para pemain Timnas," tambahnya.
Dalam sebuah unggahan di feed Instagramnya, Ardes juga membandingkan hal ini dengan makanan. Ia mengaku menyukai kuliner negara-negara lain, tapi itu bukan berarti ia membenci Indonesia.
"CIAO, RAGAZZI!!! IM Indonesian & I also love Italian food so much. Kita hidup dalam keberagaman budaya yang tercermin dari berbagai karya seperti jenis musik, fashion, kerajinan tangan, film & tidak terkecuali kuliner. Setiap budaya di dunia termasuk kuliner / makanan memiliki keunikan taste tersendiri & tidak ada salahnya kalau kita mengagumi dan/atau menyukainya," tulisnya.
"Justru dengan menghargai & menikmati keberagaman lah, kita bisa disebut sebagai Warga Negara Indonesia yang maju & cerdas. Masa gara2 kita orang Indonesia, kemudian kita gak boleh suka makanan Italia, Jepang, Tiongkok, Thailand, Vietnam, Singapura & Malaysia? Enak2 kali itu semua makanannya. Masa gara2 kita orang Indonesia, kemudian kita gak boleh suka musik & film drama Korea? Just because I love Italian food DOES NOT mean I hate Indonesia," ucapnya melanjutkan.
Menurutnya, preferensi seseorang akan sesuatu belum tentu mempengaruhi cinta terhadap negara tempat ia dilahirkan. Ardes Goenawan juga membandingkan Timnas Indonesia dengan Timnas Italia yang menjadi favoritnya di Piala Dunia. Menurutnya Timnas Italia terancam gagal lolos ke Piala Dunia untuk kedua kalinya secara beruntun.
"Preferensi kita akan sebuah hal tidak serta merta mempengaruhi rasa cinta kita terhadap negara di mana kita dilahirkan. Bicara soal sepakbola, Tim Nasional Italia terancam gagal lolos ke FIFA World Cup untuk kedua kalinya secara beruntun. Meskipun gue suka banget sama Italia, namun kalau memang gak layak menang nantinya, ada baiknya take a break & regenerasi skuat karena skuat Italia saat ini memang perlu evaluasi," ujar Ardes.
"In my opinion, lolos belum tentu baik, sebaliknya tidak lolos belum tentu buruk untuk Italia. I always see the big picture. Long term project. Think globally, act locally. Anyway, FORZA ITALIA (bahkan ini kebetulan tetep ada merah putihnya kakak)," tutupnya.