Suga BTS Positif COVID-19
- Instagram/bts.suga
VIVA – Kabar kurang menyenangkan datang dari salah satu member idol group BTS. Suga BTS positif COVID-19. Kabar tersebut diumumkan langsung oleh agensi yang menaungi BTS, Big Hit Music.
Menurut mereka, Suga langsung melakukan test PCR saat tiba di Korea Selatan pada 23 Desember 2021 lalu. Dan hasil test yang keluar hari ini, Jumat, 24 Desember 2021 menunjukkan bahwa ia terinfeksi COVID-19.
“Member BTS SUGA yang melakukan tes PCR COVID-19 segera setelah tiba di Korea pada 23 Desember (Kamis), telah dites positif terkena virus pada 24 Desember (Jumat) saat dikarantina mandiri,” kata mereka di situs resmi, dikutip dari laman Allkpop.
Menurut Mereka, Suga BTS telah divaksin sebanyak dua kali, dengan vaksin kedua ia terima pada akhir Agustus 2021 lalu.
Big Hit Music juga mengungkapkan kondisi terkini Suga BTS pasca terinfeksi COVID-19.
Suga BTS.
- Soompi
“Suga menerima dosis kedua vaksin COVID-19 pada akhir Agustus tahun ini, dan saat ini dia tidak mengalami gejala tertentu,” ucap mereka.
“Suga saat ini mengikuti perintah perawatan di rumah sesuai pedoman otoritas kesehatan. Selama waktu liburan resmi para anggota BTS, Suga melakukan aktivitas pribadi di Amerika Serikat. Sebelum keberangkatannya dari AS, Suga menjalani tes PCR COVID-19 dan mendapatkan hasil negatif,” ujar agensi menambahkan.
Lantas, bagaimana dengan member BTS lainnya?
“Sesuai pedoman perjalanan Korea Selatan saat ini terkait dengan penyebaran COVID-19, Suga menerima tes PCR lain segera setelah ia tiba di Korea sebelum memulai karantina. Karena kasus Suga dikonfirmasi positif setelah dia memulai karantina, tidak ada kontak antara dia dan anggota BTS lainnya,” ucap mereka.
“Big Hit Music akan mendukung Suga dengan kemampuan terbaik kami, menempatkan kesehatan dan keselamatan artis kami sebagai prioritas utama kami, sehingga Suga dapat pulih secepat mungkin," tutup mereka.
Anggota Kongres Sebut AS Sudah Bantu Israel Senilai Rp286 Triliun dalam Bentuk Senjata
Sejak genosida dimulai, AS telah memberikan lebih dari 18 miliar dolar AS (Rp286,2 triliun) dalam bentuk senjata kepada pemerintah Israel, kata anggota Kongres.
