Tukul Arwana Butuh Waktu 3 Bulan untuk Pemulihan

Tukul Arwana
Sumber :
  • Ig @tukul.arwanaofficial

VIVA – Presenter sekaligus komedian Tukul Arwana saat ini tengah dirawat di rumah sakit akibat mengalami pendarahan otak. Tukul dirawat di rumah sakit Pusat Otak Nasional (RS PON) Cawang, Jakarta Timur. Saat ini, kondisi Tukul sudah semakin membaik.

Jadi Biang Kerok Banyak Penyakit, Begini Trik Kurangi Penggunaan Garam pada Masakan

Kepada awak media, pihak dokter dari RS PON memberi penjelasan terkait kondisi Tukul Arwana pada saat pertama kali tiba di rumah sakit. Menurut pihak dokter, pada saat pertama tiba di rumah sakit, Tukul mengidap hipertensi hingga membuat pendarahan di otak.

"Sebenarnya kondisi pasien kami terima dalam kondisi hipertensi ya. Terdeteksi di IGD itu sekitar 200an tensinya, pada saat kita lakukan pemeriksaan secara lengkap, terjadi pendarahan sebesar 40 CC kemungkinan besar dari hipertensi," ucap dr. Sardiana kepada awak media dikutip VIVA dari IntipSeleb, Rabu, 29 September 2021.

Rasakan Manfaat Melon yang Luar Biasa, Hempas Hipertensi dan Perut Buncit

Pada saat tiba di rumah sakit, Tukul langsung dibawa ke ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) untuk mendapat perawatan. Setelah itu, pihak dokter segera mengambil tindakan operasi.

"Muntah-muntah dan sudah mulai mengantuk. Mengalami penurunan kesadaran. Kami dokter IGD langsung memeriksa. Kami berdiskusi, mengevaluasi, dan kami memutuskan untuk melakukan operasi segera," kata dr. Ricky. 

10 Makanan Penurun Hipertensi: Solusi Alami yang Dapat Menurunkan Tekanan Darah Anda

Menurut pihak dokter, untuk kembali sembuh, Tukul harus melewati tiga bulan tahap pemulihan. Dengan 21 hari di dalamnya merupakan fase penyembuhan dari pendarahan yang dialaminya. 

"Sudah disampaikan bahwa tiga bulan, bisa dikatakan seperti itu untuk proses pemulihannya. Penyembuhan butuh waktu berapa lama, berdasarkan fase akutnya yaitu 21 hari fase akut pendarahan," kata dr. Sardiana.

Ibu hamil

Waspada Hipertensi Saat Kehamilan! Ini Tips untuk Mencegahnya

Hipertensi yang didapatkan saat kehamilan menempati urutan pertama penyebab kematian ibu hamil di Indonesia mencapai sebesar 33 persen. 

img_title
VIVA.co.id
19 Desember 2024