Ini Definisi Keren Menurut Iqbaal Ramadhan
- IG @alidanratuqueens
VIVA – Aktor sekaligus musisi, Iqbaal Ramadhan, bercerita soal definisi keren. Bukan soal penampilan, karier atau skill yang dimiliki, menurut dia deskripsi keren adalah tentang kepedulian terhadap lingkungan, terutama soal sampah.
"Buat saya sendiri di era yang sangat personalize ini, semuanya bisa punya definisi kerennya masing-masing. Apa yang buat saya keren belum tentu buat temen-temen seumuran saya keren," ujar Iqbaal saat konferensi pers Bring Back Out Bottles #KerenTanpaNyampah yang digelar The Body Shop secara virtual baru-baru ini.
Lebih lanjut pemeran utama film Dilan 1990 itu mengatakan, definisi keren itu adalah tidak membuang sampah sembarangan. Dan dia berharap, hal itu bisa dilakukan oleh semua orang, terutama kalangan gen Z seperti dirinya.
"Saya berharap, semoga apa yang bisa saya suarakan ini bisa menjadi suatu keren yang bisa diamini oleh semua orang, semua kalangan gen Z dari background mana pun. Kalo gak nyampah itu keren. Keren gak pake nyampah itu menjadi satu yang dilakukan oleh semua anak-anak muda," kata dia.
"Itu udah jadi default, 'lo kalo ngantongin sampah abis buka sesuatu itu, lo gak langsung buang di jalan, lo kantongin dulu sampai nanti ada tempat sampah," tegasnya.
Menurut Iqbaal, yang terpenting bukan cuma menyadari apa yang sedang terjadi, tapi juga sadar tentang pilihan apa yang kita punya.
"Apalagi sebagai pemimpin masa depan, thats the only thing we have dan harus ngejaga apa pun yang kita punya sekarang, jangan bikin lebih jelek lagi. Buat kita, buat generasi sekolah kita dan seterusnya lagi," pungkas dia.
Namun, aktor 21 tahun itu menilai, ada beberapa halangan yang membuat anak muda, terutama generasi Z sulit membangun kebiasaan baik, seperti membuang sampah pada tempatnya atau mengurangi penggunaan sampah plastik.
"Saya ngerasa gen Z ini karena semuanya sudah bisa didapatkan instan, jadi rasanya sangat output oriented. Seringkali kita jadi lupa untuk menghargai proses, kita cuma pengen nyampe di ujungnya aja sampe tidak menghargai hal-hal kecil," ungkapnya.
"Nah, karena cuma satu plastik, satu sampah yang dibuang sekali pakai, efeknya kan gak langsung. Jadi kayanya banyak yang mungkin ngerasa they don't matter," imbuh Iqbaal Ramadhan.
Seperti diketahui, di Indonesia khususnya Pulau Jawa, setiap tahun ada 8 juta ton sampah plastik, di mana 3 juta ton di antaranya bisa diolah dan yang 5 juta ton tidak terkelola. Ada yang dibuang, ditimbun, dibakar dan 2,6 juta ton dibuang ke aliran sungai.
Menurut catatan Kopernik, jika tingkat produksi dan konsumsi plastik saat ini berlanjut, bahkan diproyeksikan terus meningkat, maka diperkirakan jumlah sampah plastik yang salah kelola di Indonesia pada 2025 akan meningkat lebih dari dua kali lipat atau meningkat hingga 130 persen.