Ramai Diboikot, Saipul Jamil Malah Dapat Job dari Kementerian?

Saipul Jamil
Sumber :
  • Instagram

VIVA – Pedangdut, Saipul Jamil mendapat gelombang penolakan dari masyarakat. Mereka menolak Saipul Jamil tampil di televisi. Mereka yang menolak beralasan karena Saipul Jamil pernah dinyatakan sebagai tersangka dan bersalah pada kasus pencabulan anak di bawah umur.

Intip Kolaborasi Pemerintah, Otoritas Keuangan hingga Perbankan Akselerasi Program 3 Juta Rumah

Sabagai sahabat, pedangdut Indah Sari menyayangkan hal tersebut. Namun Saipul Jamil telah berpesan kepada Indah Sari untuk tidak membalas masyarakat yang menolaknya. 

"Dia hanya bicara satu, 'jangan dibalas ndah, biarkan saja'," kata Indah Sari saat ditemui beberapa waktu lalu.

Cari Pekerjaan Fleksibel? Ini Dia 4 Pilihan yang Bisa Kamu Coba dari Rumah

Namun Indah mengklaim, pemboikotan itu malah membuka pintu rezeki bagi Saipul Jamil. Beberapa pekerjaan tetap datang menghampiri. Indah Sari melihat ini buah kesabaran dari Saipul Jamil.

"Ini semua jawaban keiklasan dari Saipul Jamil. Ketika orang lain berspekulasi, menghujat, mencaci maki, dia (Saipul Jamil) hanya diam," katanya.

Sowan Perdana, Menag Nasaruddin Minta Nasihat dan Restu ke MUI

Bahkan menurut Indah, salah satu tawaran pekerjaan itu datang dari pihak kementerian. Namun ia tidak menyebut kementerian mana yang tertarik untuk mempekerjakan Saipul Jamil.

"Akhirnya malah rejeki yang datang kepada dia dengan hujatan-hujatan orang lain itu," ucap Indah Sari. Alhamdulillah, justru tadi pun baru masuk dari kementerian juga ada job. Jadi penolakannya di mana saya bingung," ucap Indah Sari.

Beberapa waktu lalu Ketua KPI Pusat, Agung Suprio ikut angka bicara. Agung menjelaskan, Saipul Jamil bisa tampil di televisi hanya untuk konteks edukasi. Meski belakangan, pernyataan itu dibantah. Agung juga menjelaskan, Saipul Jamil belum bisa tampil di televisi untuk kegiatan hiburan seperti bernyanyi.

Sementara itu, menurut Seksolog, Zoya Amirin, jika pelaku kejahatan seksual diberi panggung di ruang publik maka tidak ada keseriusan negara. Terutama, kata Zoya, saat menyebut Indonesia darurat kekerasan seksual pada anak. 

Hal ini, lanjut Zoya, juga dapat memancing trauma korban. Selain itu, dikhawatirkan kasus serupa akan dianggap sebagai hal biasa dan dijadikan pemakluman.


 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya