Saat Hari Anak Nasional, Arzeti Bilbina Petik Pelajaran Ini
- VIVA/Muhamad Solihin
VIVA – Aktris yang juga DPR RI Komisi IX, dari Fraksi PKB (Partai Kebangkitan Bangsa), Arzeti Bilbina bersyukur bisa mengambil pelajaran saat peringatan Hari Anak Nasional.
Sepulang menghadiri acara peringatan Hari Anak, Arzeti memeriksa seluruh peralatan yang terbuat dari plastik. Mulai dari peralatan makan dan minum, juga tempat bumbu dapur. Semua wadah plastik yang tidak ada tulisan Free BPA dibuang ke tempat sampah.
"Jadi sampai di rumah saya periksa seluruh peralatan makan dan minum saya periksa satu –persatu. Botol-botol plastik. Untunglah hampir semua mempunyai kode Free BPA yang tidak ada kode tersebut saya buang," kata Arzeti saat ditemui di kawasan Pasar Rebo, Jakarta Timur, baru-baru ini.
Sebagai anggota legislatif yang merupakan mitra kerja BPOM (Badan Pengawas Obat Makanan dan Minuman) Arzeti berjanji akan membawa fenomena Bisphenol A ke rapat kerja dewan. Selain itu, Arzeti akan menyampaikan dan mengingatkan kembali kepada Ka BPOM untuk melengkapi Perka Bpom yang sudah ada.
Ia berharap diterapkannya peraturan mencantumkan label peringatan konsumen pada kemasan plastik No.7 yang mengandung BPA.
"Kami telah sampaikan langsung kepada Ka BPOM, saat rapat kerja dengan BPOM. Kami mengapresiasi pihak BPOM yang secara responsif membahas masalah BPA ini. BPOM telah melakukan tiga kali FGD (Forum Group Discusion) khusus membahas BPA. Kami berharap BPOM Segera memberi label peringatan konsumen pada kemasan plastik yang mengandung BPA," kata Arzeti.
Sementara BPOM telah melakukan pengujian kembali untuk mengklarifikasi berita-berita yang tidak benar soal BPA pada kemasan galon air minum dalam kemasan akhir-akhir ini. Hal itu dilakukan, demi memastikan kepada masyarakat, air minum dalam kemasan AMDK galon guna ulang yang beredar hingga kini aman untuk dikonsumsi.
Hasilnya, mereka mendapati bahwa migrasi BPA dari kemasan galon sebesar rata-rata 0,033 bagian per juta. Nilai ini jauh di bawah batas maksimal migrasi yang telah ditetapkan BPOM, yaitu sebesar 0,6 bpj. Namun Arzeti punya pendapat mengenai ini
“Memang itu jauh dari ambang batas. Tapi untuk bayi, balita dan janin harus Free BPA. Harus 0 BPJ. Kita tidak berani mengambil risiko, atau biar aman diberi label seperti pada susu kental manis yang berbunyi tidak cocok untuk bayi. Seperti pada kemasan rokok ada peringatan bahaya, merokok dapat menimbulkan gangguan jantung, impotensi dan kehamilan,” kata Arzeti.