Didi Riyadi Kirim Surat Terbuka ke Jokowi, Tolak Perpanjangan PPKM
- NUVOLA/VIVA
VIVA – Penabuh drum grup musik Element, Didi Riyadi menulis surat terbuka untuk Presiden RI, Joko Widodo. Surat tersebut dibacakan Didi dalam Instagram Live. Setelahnya, Didi Riyadi mengunggah surat tersebut ke akun Instagram @didiriyadi_official.
Awalnya Didi Riyadi menyampaikan rasa hormat dan mengirim doa untuk Jokowi. Lalu Didi Riyadi memperkenalkan dirinya.
"Pertama-tama, izinkan saya memperkenalkan diri, saya adalah Didi Riyadi, salah seorang rakyat Bapak yang hidupnya selama 31 tahun ini didedikasikan untuk dunia seni dan hiburan Indonesia," kata Didi Riyadi saat membacakan surat terbuka tersebut.
Didi Riyadi mengaku bbaru sekali membuat surat terbuka seperti ini. Lalu Didi telah melakukan berbagai macam pendekatan sebelum menulis surat terbuka. Dari pendekatan tersebut, Didi Riyadi menyimpulkan, tidak setuju jika PPKM Darurat Jawa & Bali diperpanjang.
"Menolak perpanjangan PPKM Darurat Jawa & Bali Alasan: 1. Simple saja Pak, sudah pasti banyak yang kena imbasnya terlebih lagi soal perut, banyak yang tidak bisa kerja, tidak bisa menafkahi keluarga," kata Didi Riyadi.
Menurut Didi Riyadi, sejak awal pandemi sampai sekarang banyak usaha yang gulung tikar, karyawan di-PHK juga seniman dan musisi yang tidak lagi bisa manggung. Lalu menurutnya, PSBB, PPKM atau hal sejenis tidak mampu meredam penyebaran Covid-19 2.Â
"Perpanjangan PPKM Darurat tidak akan bisa selesaikan wabah, pilihannya seperti buah simalakama, mati karena wabah atau mati karena kelaparan," kata Didi Riyadi.
Maka Didi Riyadi menyarankan lockdown, karantina atau PPKM dengan versi yang lebih ramah atau berpihak pada masyarakat menengah ke bawah. Menurutnya, golongan ini yang terdampak karena pandemi COVID-19.Â
"Banyak orang seperti buruh harian atau lepasan yang hanya digaji kalau dia kerja terlepas pekerjaanya tidak kritikal dan tidak esensial bagi negara tapi kritikal dan esensial bagi keluarganya," ujar Didi Riyadi.
Lalu Didi Riyadi menyarankan, pertama, mengevaluasi strategi kebijakan dan koordinasi antar lembaga. kedua, sosialisasi dan edukasi secara masif tentang penanganan bagi yang terpapar COVID-19 dan pola hidup sehat untuk melawan COVID-19.
Ketiga, menggali ide dan terobosan baru dalam membuat kebijakan yang tidak melulu dan tidak hanya bersifat aturan, tetapi juga bersifat solutif bagi masyarakat yang terkena imbas ditetapkannya aturan itu.
Lalu keempat, mendorong pemerintah bukan hanya mengidentifikasi mereka yang terpapar COVID-19 tetapi juga mengidentifikasi mereka yang terdampak pandemi secara ekonomi dengan alat ukur yang tepat.