Dihapus dari Peran Zahra, Lea Ciarachel Tulis Pesan Perpisahan
VIVA – Akhir-akhir ini, ramai diperbincangkan mengenai karakter Zahra yang ada dalam sinetron yang tayang di salah satu stasiun televisi. Karakter Zahra diprotes karena diperankan oleh Lea Ciarachel, yang baru berusia 15 tahun.
Dalam sinetron tersebut, Lea berperan sebagai Zahra yang merupakan seorang istri ketiga dari Pak Tirta, yang diperankan oleh Panji Saputra. Padahal, di kehidupan nyata, Lea baru berusia 15 tahun. Sementara Panji Saputra, telah berusia 39 tahun.
Klik ke halaman selanjutnya untuk artikel selengkapnya.
Banyak warganet dan juga artis yang angkat bicara dan ikut merasa geram dengan sinetron tersebut. Mereka menganggap, Lea masih di bawah umur untuk berperan sebagai istri ketiga. Terlebih lagi, dalam sinetron itu, terdapat adegan mesra antara Zahra dan Pak Tirta.
Setelah viral dan mendapat banyak protes, pihak stasiun televisi yang menayangkan sinetron tersebut akhirnya mengganti Lea dengan Hanna Kirana. Ya, kini Lea sudah tidak memerankan karakter Zahra lagi.
Setelah resmi diganti, Lea mengungkapkan salam perpisahan di Instagram pribadinya, @ciarachelfx. Ia tampak mengunggah foto yang menampilkan kebersamaannya dengan para pemain sinetron tersebut, termasuk Panji Saputra.
Melalui caption yang ditulis dalam unggahannya itu, Lea mengucapkan terima kasih. Ia juga mengatakan bahwa guru terbaik adalah pengalaman. “Thankyou for being a part of my first journey and thankyou for all the lesson. May God Bless You All! There’s no better teacher than experience!” tulis Lea dikutip VIVA, Jumat 4 Juni 2021.
Lea juga mengatakan bahwa akan ada wajah baru yang menggantikan dirinya dalam sinetron tersebut. “Tetap nonton Zahra ya! Setiap hari di @indosiar bakal ada wajah baru yang siap nemenin malam kalian! See you next time!!!” tulis Lea.
Dapet Peran Unik, Fero Walandouw Bakal Jadi Malaikat di Sinetron Aini Malaikat Tak Bersayap
Menjadi seorang aktor berarti harus bersikap profesional dan berani mendapatkan peran apapun dalam sebuah film atau sinetron. Begitu juga yang dirasakan Fero Walandouw.
