Wimar Witoelar di Mata Para Selebriti, Krisdayanti - Fira Basuki

Wimar Witoelar di Jumpa Pers Gerakan Cuci Tangan Pakai Sabun
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin

VIVA – Kabar duka datang dari mantan Juru Bicara Presiden ke-4 RI, yakni Wimar Witoelar. Almarhum meninggal dunia pada usia 75 tahun.

Datang Melayat, Raffi Ahmad Kenang Momen Pertemuan dengan Ayah Uya Kuya di Tanah Suci

Sebelum meninggal, Wimar Witoelar sempat dirawat di Rumah Sakit Pondok Indah sejak Rabu 13 Mei 2021. Wimar Witoelar diketahui sempat alami masa kritis di RSPI usai didiagnosis mengalami sepsis.

Sepsis adalah kondisi medis yang disebabkan oleh timbulnya peradangan karena infeksi yang masuk dalam tubuh. Saat berjuang melawan penyakutnya, para selebritis ikut mendoakan kesembuhan Wimar Witoelar, salah satunya Krisdayanti.

Innalilahi, Aden Bajaj Sampaikan Kabar Duka

"bismillahirahmanirahim cepat sembuh guru," tulis KD di Insta Stories.

Selain KD, Fira Basuki juga sempat menceritakan kenangannya bersama sosok Wimar. Kala itu Wimar masih dirawat dan Fira mendoakan kesembuhannya.

Profil Puput Novel yang Tutup Usia Akibat Penyakit Kanker

Photo :
  • Instagram

Surat kepada sahabatku @wimarwitoelar yang terbaring kritis dan tak sadar di ICU RS Pondok Indah, Jaksel.

WW, Fira lagi makan siang sama Kiad (lagi cuti kerja) sambil nangis sesegukan. Aku ingat pas Hari Pertama Lebaran tahun ini abis ke rumah orangtua, langsung aku ketemu @erna_mdthn @satyaw @sarikusumo di RSPI. Aku sangat beruntung W waktu itu sadar. Bahkan walau dengan ventilator, W berusaha tersenyum dan mau ngomong ke Fira," tulis Fira.

"W adalah salah satu orang berhati baik dan tulus yg Fira kenal. Bahkan sangat baik dan sensitif untuk hal kecil. Sampai lihat ada sekeluarga naik motor rame2 hingga motor oleng, W trenyuh. W gampang tersentuh, gampang sedih lihat orang sedih, yg jelas gampang banget bantuin orang tanpa mikir balas jasa," tulisnya lagi.

Photo :
  • Instagram

Profil Wimar Witoelar

Wimar Witoelar memiliki nama lengkap Wimar Witoelar Kartaadipoetra. Wimar lahir di Padalarang, Jawa Barat, 14 Juli 1945. Dia adalah putra termuda dari lima bersaudara pasangan Raden Achmad Witoelar Kartaadipoetra dan Nyi Raden Toti Soetiamah Tanoekoesoemah.

Wimar Witoelar adalah adik Rachmat Witoelar, Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia pada Kabinet Indonesia Bersatu dan adik ipar dari Erna Witoelar yang juga mantan Menteri Indonesia.

Wimar Witoelar dikenal sebagai seorang tokoh yang sering muncul di TV, karena sempat menjadi pemandu acara talk show di televisi. Salah satu acara yang begitu lekat pada sosok Wimar adalah Perspektif di SCTV yang tayang pada 1994 lalu. Lewat acara itu, ia mengkritik kebijakan-kebijakan pemerintahan Orde Baru. Belakangan, program acara itu dihentikan oleh pemerintahan Presiden Soeharto.

Pasca dilarang penayangan Perspektif, pada 1997-2000 Wimar kembali memandu acara Selayang Pandang yang tayang di Indosiar. Dalam acara itu Wimar kerap melempar candan lucu tapi cerdas sekaligus kritis. 

Di 2000, Wimar Witoelar diangkat sebagai juru bicara Presiden Republik Indonesia pada era pemerintahan Abdurrahman Wahid hingga 9 Agustus 2001.

Wimar Witoelar juga sering dipercaya untuk menjadi pembicara dalam berbagai acara internasional dalam bidang politik dan ekonomi seperti di Sydney, London, Washington, New York, Singapura. Selain itu, Wimar Witoelar merupakan dosen di Institut Teknologi Bandung (ITB), serta seorang pengusaha. 

Wimar telah menulis banyak artikel dan sering dikutip dalam Time, Newsweek, The International Herald Tribune, The New York Times, Wall Street Journal, The Washington Post, The Straits Times, Sydney Morning Herald dan Australian Financial Review. Dia adalah seorang kolumnis untuk surat kabar TODAY Singapura, surat kabar Australia, dan The Guardian dari Inggris. 

Di beberapa media arus utama di Indonesia, Wimar punya kolom dan sering menulis. Wimar telah menerbitkan beberapa buku mulai dari karya akademis, antara lain Ancillary Firm Development in Asia terbitan Jepang dan Small and Medium Business Development in Indonesia.

Karyanya yang paling populer di dunia internasional adalah No Regrets, memoar hari-harinya bersama Presiden Abdurrahman Wahid diterbitkan oleh Equinox Publishing. Buku itu ditulis dalam bahasa Inggris, dan berhasil diluncurkan di Jakarta, Singapura, Melbourne, Sydney, New York dan Washington DC. Dia telah menulis testimonial dan kata pengantar yang tak terhitung jumlahnya di buku-buku calon penulis.

Untuk kehidupan pribadi, Wimar Witoelar menikah dengan Suvatchara Witoelar  pada 27 Februari 1971 dan dikaruniai dua anak Satya Tulaka Witoelar dan Aree Widya Witoelar.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya