Terkuak, Honor Bayaran Yunita Lestari Saat Lakoni Konflik Settingan
- VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVA – Pasca heboh dengan pemberitaan soal skenario settingan untuk mengangkat namanya dari sorotan media, mantan istri Daus Mini, Yunita Lestari akhirnya mulai angkat bicara.
Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, skenario settingan drama masa lalu Yunita dengan pria bule bernama Steppen Baish akhirnya diungkap ke media oleh mantan manajernya, Zandre Badak pekan lalu.
Baca juga: 5 Fakta Isu Settingan Yunita Lestari dan Pria Bule
Steppen Baish disebut-sebut kala itu masih memiliki istri bernama Ovie Baish pada tahun 2014 silam yang juga terlibat dalam skema settingan tersebut. Yunita pun diketahui bersedia menjadi bagian dari lakon skenario settingan tersebut.
Zandre akhirnya membuat cerita soal Yunita Lestari yang merebut suami Ovie, yakni Steppen Baish. Agar tak membuat curiga, Zandre mengundurkan diri sebagai manajer Yunita Lestari dan menjadi manager Ovie.
Bahkan, Zandre juga sempat mengungkap juga berapa budget yang diperlukan dalam memuluskan rencana melakoni skenario settingan tersebut.
"Kalau nggak salah yang saya ingat biaya settingan itu lebih dari Rp150 Juta. Rp60 juta buat bayar Yunita, sisanya buat sewa mobil, bayar NgeGym dan lain-lain. Karena setiap sandiwara pasti dibutuhkan biaya, selain promosi dan untuk jasa saya sebagai manajer," ungkap Zandre.
Menanggapi maraknya pemberitaan tersebut, Yunita Lestari pun akhirnya bereaksi. Perempuan yang sempat berkiprah sebagai pedangdut itu pun enggan berkomentar banyak.
Ketika hendak dikonfirmasi dan meminta tanggapan serta klarifikasi atas ramainya pemberitaan tersebut, Yunita justru marah dan menolak mengomentari hal itu saat dimintai keterangan.
"Udah ah, males ngapain sih masa lalu udah lama kok diungkit-ungkit lagi. No coment aja, maaf ya mas," jawab Yunita sembari menutup telepon saat dikonfirmasi.
Proyek Infrastruktur Disetop Sementara, Menteri PU: Anggarannya Ditahan Bu Menkeu
Menteri Pekerjaan Umum (PU), Dody Hanggodo, menjelaskan rencana Pemerintah yang bakal menghentikan sementara pembangunan proyek-proyek infrastruktur besar.
