Jadi Istri Kedua, Cut Keke Bantah Rebut Suami dari Istri Pertama
- IG @cutkeke_xavier
VIVA – Cut Keke baru-baru ini mengungkapkan tentang biduk rumah tangganya yang dibangun bersama Malik Bawazier sejak 2006 lalu. Cut Keke merupakan istri kedua dari Malik Bawazier.
Dalam tayangan YouTube Maia Esthianty, Cut Keke sempat mengutarakan perasaannya menjadi istri kedua. Dia menyebut pernah merasa bersalah dengan istri pertama sang suami, Zahra Christine.
"Pernah ngerasa guilty gak sih?," tanya Maia Esthianty.
"Pasti adalah tapi sekarang ini kayak udah berjalan. Ini kan sebenarnya gak mudah banget, suamiku juga pasti luar biasa buat kita saling menghargai," jawab Cut Keke.
Dijelaskan Cut Keke, dirinya membutuhkan waktu setidaknya lima tahun agar bisa hidup rukun dengan istri pertama suaminya itu.
"Butuh berapa tahun tuh? Tiba-tiba bareng," tanya Dina Lorenza.
"Kalau dibilang lima tahunan, baru lima tahun (baru bisa akur dan harmonis)," jawab Cut Keke.
Cut Keke juga mengaku tidak pernah bermimpi atau berkeinginan menjadi istri kedua. Dia juga menegaskan tidak merebut Malik Bawazier dari istri pertamanya.
"Apakah lo pernah bermimpi akan terjebak dalam pernikahan poligami?," tanya Maia Esthianty.
"Gue gak pernah kebayang dalam cita-cita atau segala macem jadi istri kedua. Tapi kan intinya kita tidak merebut, untuk orang merebut terus harus meninggalkan anak dan istrinya kan tidak seperti itu," ujar Cut Keke.
Menjadi istri kedua dari Malik Bawazier, diakui Cut Keke dirinya telah menanamkan sikap menghargai terhadap istri pertama sang suami. Mengingat istri pertama suaminya itu telah mengizinkannya menjadi istri kedua sang suami.
"Jadi aku tetap menempatkan diposisi aku sewajarnya di posisi aku dan harus respect dan menghargai itu aja. Itu ditanemin itu bukan suamiku yang minta kamu harus begini enggak. Enggak pernah minta. Buat kita buat apalagi sih mau cari masalah mau apa gitu," kata Cut Keke.
Abidzar Al Ghifari Setuju dengan Poligami, Emangnya Mampu?
Abidzar menjelaskan bahwa sesuai ilmu agama Islam yang ia pelajari, memang berpoligami tidak dilarang dalam agama kecuali bagi orang-orang yang mampu saja.
