Cerita Mandra Ngelawak Bareng Alm Benyamin Sueb Kaku Gak Bisa Ngelucu

Mandra.
Sumber :
  • VIVA/Aiz Budhi

VIVA – Sosok Benyamin Sueb hari ini ditampilkan sebagai ilustrasi Google Doodle, Selasa 22 September 2020. Ilustrasi Benyamin Sueb diilustrasikan oleh artis asal Indonesia Isa Indra Permana.

Anaknya Tak Lolos Casting Lantaran Jumlah Followersnya Dikit, Mandra: Apa Urusannya?

Dikutip laman Google, sosok Benyamin Sueb diilustrasikan untuk memperingati aktor ikonik Indonesia, komedian, penyanyi, penulis lagu, penulis, sutradara, dan produser Benyamin “Bang Ben” Sueb, yang memperjuangkan Jakarta,  juga memperjuangkan budaya Betawi di Indonesia tetap lestari. 

Tak cuma itu, Benyamin Sueb semasa hidupnya juga dikenal sebagai seniman berbakat yang kreatif menciptakan beragam karya seni. Namun meski begitu, komedian Mandra menceritakan pengalamannya tampil dengan almarhum Benyamin Sueb. Biasanya tampil ramai mengundang tawa, berbeda ketika tampil bersama Mandra di satu momen undangan RI 1. 

Mandra Heran Putrinya Ditolak Casting Gara-gara Followers Sedikit

Baca Juga: Benyamin Sueb Tiba-tiba Muncul di Google Doodle

Cerita Mandra ini diunggah lewat Channel YouTube, Baba Mandra berjudul “"DIPANGGIL RI 1??" cerita Babe Benyamin S.” Mandra ketika itu bercerita, dia dan Almarhun Benyamin Sueb tak bisa berkutik saat tampil manggung di hadapan Ibu Tien Soeharto. 

Pedas! Mandra Sindir Orang yang Berebut Warisan: Gak Bikin Kaya, Malah Bangkrut!

“Ini sejarah, zaman itu, tampil di depan Ibu Tin. Acaranya kumpulan ibu-ibu pejabat, mainnya di TMII di Sasono Langen Budoyo,” kenang Mandra.

Namun tak seperti persiapan manggung di tempat lain, ketika diundang acara Ibu Tin, Mandra dan Almarhun Benyamin Sueb justru sudah merasakan ketegangan dua bulan sebelum tampil. Mandra pun mengatakan, semua pelawak ketika itu, jika tampil di hadapan keluarga Cendana akan merasa tegang. 

“Perhatiin, semua pelawak main di depan dia gak ada yang lucu. La gimana gak mau tegang, dua bulan sebelum kita main, dari pertama di booking kita dua hari sekali didatengin. Dikasih arahan gak boleh begini begini. Makin lama makin dekat (waktu manggung) makin rajin didatengin. La kita belum ngapa-ngapain, belon ngelawak. Sampai pas acara, sound itu gak boleh gede-gede,” kata Mandra. 

Mandra ingat betul saat itu yang diundang untuk tampil memberikan hiburan adalah keluarga Si Doel, mulai dari Rano Karno, Suti Karno, Mandra, dan Almarhum Benyamin Sueb. “Saya sama almrhum ngomong, ‘La kita berdua tar kita gimana ini ya. Sekarang mau ngelawak ngomong kudu pelan, speaker pelan, takut Ibu Tin kaget, karena dia ada jantung.” 

Suatu ketika, lanjut Mandra, almarhum memintanya untuk keluar dari aturan lantaran bingung jika melawak tak boleh suara keras. “’Lu kira kira bernai ga, kita lawan aja’ , Alhamrhum ngomong begitu.”

“Gue bilang, tapi bareng ya, gue berani dah,” lanjut Mandra bercerita.

Hingga akhirnya Mandra meminta Benyamin Sueb untuk bicara duluan. Saat mulai mengeluarkan suara keras, mata para ajudan Ibu Tin, kata Mandra langsuung melotot. “Kita berdua-dua sama Almarhum takut. Yang badannya pada gede-gede pada melotot. Itu gue berdua sama Almarhum langsung nunduk.”

Mandra dan Almarhun Benyamin Sueb terus mencari akal, bagaimana caranya agar lawakannya di atas panggung tetap cair dan tak kaku.  Keduanya pun memutuskan menyanyikan lagu Ondel-ondel. Namun, Almarhum Benyamin meminta Mandra menyodorkan mic ke hadapan Ibu Tin agar ikut bernyanyi. “Disuruh sama Almarhum mic disodorin ke Bu Tin, la ogah,” kenang Mandra.

Namun ketika itu, penampilan keduanya disambut baik oleh Ibu Tin. Ibu Tin bangun dari tempat duduknya dan ikut bernyanyi. “Nah dari situ suasana cair, yang ajudan melotot bodo amat. Cuma gue mikirin tar gue pulang diborgol,” kenang Mandra sambil tertawa. 

Bagi Mandra, pengalaman itu bersama Almarhum Benyamin Sueb tak akan dia lupakan. “Artinya punya pengalaman itu di panggung beda.”

Bagi Mandra, Almarhum Benyamin Sueb bukan cuma sekadar tokoh Betawi. Tapi juga bagian dari teman, sahabat, guru, orang tua. “Nama dia gak bisa digantiin, dia bukan cuma sekadar tokoh Betawi,” kata Mandra. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya