Tamara Bleszynski Angkat Bicara Soal Penahanan Jerinx
- Instagram Tamara Bleszynski
VIVA – Aktris Tamara Bleszynski sempat mengikuti aksi berbagi makanan dan masker gratis yang diadakan Jerinx dan yang lainnya di Twice Bar, Bali. Tamara berterima kasih kepada Jerinx dan teman-temannya karena diizinkan berbagi di tempat tersebut. Menurutnya, hal itu merupakan salah satu upaya dalam menjaga kesehatan mental.
"Kesehatan mental adalah yg terpenting utk saat ini, bukan egomu karena merasa dihina. Kalau tak bisa melihat itu...artinya kamu perlu meditasi. Karena kalau kamu masih tersingung berarti kamu Mungkin belum begitu paham akan mental health," tulis Tamara lewat akun instagramnya, @tamarableszynskiofficial.
Tak lama setelah acara itu, Jerinx ditahan. Penabuh drum Superman Is Dead tersebut ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan pencemaran nama baik. Ia dijerat UU ITE Nomor 11 Tahun 2008, dengan ancaman hukuman enam tahun penjara.
Tamara buka suara terkait hal ini. Menurut Tamara hal itu perkara yang memalukan dan kejam.
"Memalukan ketika sebuah organisasi kesehatan, menahan org yg justru butuh dibimbing kesehatan mentalnya. Enam (6) tahun penjara?? Yg bener aja. Sekejam itukah dunia kesehatan kita sekarang ini?," kata Tamara.
Sebelumnya, Tamara memuji sifat jerinx yang tetap berbagi saat pandemi. Menurut Tamara, Jerinx merupakan orang baik yang peduli terhadap sesama. Tamara mengirim doa untuknya dan kemudian diundnag langsung oleh Jerinx untuk berbagi makanan.
"Ini org memang nyebelin bgt...bagi2 nasi bungkus utk sahabat2 yg membutuhkan! Bahaya banget dia..terlalu perhatian pada sesama! Terlalu baik...semoga Tuhan menjaga org baik dan langka seperti dia," tulis Tamara.
Jerinx dilaporkan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) di Polda Bali pada 13 Juni 2020 lalu. IDI mempermasalahkan salah satu unggahan Jerinx.Â
Dalam unggahan itu, Jerinx menuliskan "Gara-gara bangga jadi kacung WHO, IDI dan RS seenaknya mewajibkan semua orang yg akan melahirkan dites CV19. Sudah banyak bukti jika hasil tes sering ngawur kenapa dipaksakan? Kalau hasil tes-nya bikin stress dan menyebabkan kematian pada bayi/ibunya, siapa yang tanggung jawab".