Curhat Iqbaal Ramadhan Jadi Korban Bullying Sejak SD
- VLIX.ID
VIVA – Iqbaal Ramadhan saat ini telah menjelma menjadi aktor dan juga musisi ternama di Indonesia. Nama Iqbaal mulai dikenal oleh masyarakat secara luas setelah bergabung dengan grup Coboy Junior. Sejak bergabung dengan Coboy Junior, karier pria kelahiran Surabaya itu pun semakin bersinar.
Tidak hanya berhasil sebagai seorang penyanyi, nama Iqbaal Ramadhan juga semakin terkenal berkat kemampuan aktingnya yang memukau dalam film Dilan 1990, Dilan 1991, Milea: Suara dari Dilan, Bumi Manusia dan film-film yang lainnya.
Baca Juga: Cerita Iqbaal Ramadhan Luluhkan Hati Kekasihnya
Namun siapa sangka, di balik kesuksesannya saat ini, Iqbaal ternyata pernah menjadi korban bully semasa sekolah. Hal itu diungkapkan Iqbaal dalam acara webinar UNICEF Indonesia dan AJI Indonesia bertajuk ‘Karya Anak Muda: Kontribusi di Masa Pandemi’.
“Saya ingin sharing tentang tema bullying karena tema bullying ini sejujurnya dekat sekali dengan hidup saya,” ucap Iqbaal Ramadhan, Selasa, 28 Juli 2020.
Pria berusia 20 tahun itu menjelaskan bahwa ketika duduk di bangku Sekolah Dasar (SD), dirinya sudah menerima bully-an dari teman-teman di kelasnya. Untuk membuktikan kemampuan yang dimilikinya, Iqbaal pada saat itu mengikuti acara-acara nyanyi musikal.
“Saya dari SD sudah di-bully oleh teman-teman di kelas, sampai waktu itu cara pembuktian saya kepada mereka adalah dengan mengikuti acara-acara nyanyi musikal sampai akhirnya saya masuk di musikal,” kata Iqbaal.
Lebih lanjut, Iqbaal bercerita bahwa ketika dirinya membagi-bagikan flyer yang memuat informasi mengenai dirinya yang berhasil masuk ke musikal, teman-temannya pada saat itu malah justru memberi respons yang negatif.
“Itu pun saya ingat banget, waktu di musikal itu saya membagikan flyer ke teman-teman sekolah, kalau saya ada di musikal ini. Lalu yang mereka lakukan adalah mencoret-coret muka saya lalu membuang-buangnya di koridor sekolah,” tutur Iqbaal Ramadhan.
Siapa Sangka, Aruma Pernah Jadi Korban Bully
Pada malam terakhir MPLS, ia menjadi korban intimidasi oleh sekelompok siswa senior. Aruma mengenang kejadian tersebut.
