Omas Bangga Bisa Lestarikan Budaya Betawi Semasa Hidupnya

Omas Wati
Sumber :
  • Twitter CGV Cinema

VIVA – Kabar meninggalnya komedian Betawi Omas Wati mengejutkan dunia hiburan di Tanah Air. Semasa hidup, almarhumah dikenal sosok yang lucu dengan banyolan khas Betawinya. Tak hanya itu, Omas juga dikenal bukan hanya sebagai komedian, tetapi juga seniman yang sangat peduli akan kebudayaan Betawi.

Tingkatkan Kemampuan, Kemendagri Beri Pelatihan ke 80 Ribu Aparatur Desa

Bersama dengan saudara kandungnya Mandra juga Mastur, mereka  memang tak asing di telinga masyarakat Indonesia. Mereka adalah tiga dari sekian banyak seniman Betawi yang ikut melestarikan kesenian budaya dengan ciri khas ondel-ondel tersebut.

Mandra, merupakan kakak dari pelawak Omas Wati dan Mastur. Mandra mengawali karier lenongnya dengan mengikuti teater rakyat dan juga aktif dalam kesenian Topeng Betawi pimpinan Bokir Ji'Un yang tak lain adalah pamannya.

Literasi untuk Masyarakat Menengah ke Bawah Masih Jadi Tantangan

Sejak ayahnya meninggal dunia, Mandra harus membanting tulang untuk menghidupi adik-adiknya. Selain mengamen, Mandra mengandalkan saweran dari pengunjung yang menyaksikannya saat bermain lenong.

Nama Mandra mulai melejit saat membintangi sinetron Si Doel anak Sekolahan. Logat Betawi, ceplas ceplos ditambah dengan ciri khas bibir yang sedikit 'mancung', membuat namanya populer. 

Apindo Apresiasi Rencana Pemerintah Tunda PPN 12 Persen

Begitu pula dengan adiknya yang bernama Omas Wati atau yang biasa disapa Mpok Omas ini turut melestarikan budaya Betawi. Wanita kelahiran Jakarta, 3 Mei 1966 tersebut kerap berbicara ceplas ceplos saat melenong maupun dalam kehidupan sehari-hari dengan gaya mulut monyong.

Mulai dari makanan khas Betawi, kesenian, tarian, bahkan banyolan-banyolan yang dilontarkan sangat khas dengan budaya Betawi, dipopulerkan oleh tiga kakak beradik ini.

Omas bangga melihat budaya Betawi bisa diterima masyarakat Indonesia, tak sekadar muncul saat ulang tahun Jakarta saja. Omas mengaku tak bisa lepas dari kesenian Betawi, apalagi kesenian Betawi terutama Lenong telah memberikan banyak rezeki untuk dia dan keluarganya.

"Kalau kita kan memang akarnya dari situ, jadi memang enggak bisa ninggalin. Kita tuh diangkatnya dari situ, mpok tuh enggak langsung masuk TV, jadi dari Lenong dulu, main teater dulu, baru dah tuh rajin masuk TV, terus main sinetron," kata Omas pada tanggal 20 Desember 2019 lalu.

Omas menyayangkan kalau anak muda zaman sekarang enggan melestarikan budaya Betawi.
"Yang susah sekarang itu nyari Rebab Topeng (Gamelan Topeng), dulu banyak yang sering main itu, tapi sekarang orang-orangnya udah pada tua, jadi enggak ada penerusnya," ujar Omas kala itu.

Kini, Omas sudah beristirahat dengan tenang. Dia meninggal dunia hari Kamis, 16 Juli 2020. Jenazahnya berada di rumah duka kawasan Cimanggis, Depok.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya