Ada Nakes Meninggal karena COVID-19, Tanggapan Jerink Bikin Kaget

Jerinx Superman Is Dead (SID).
Sumber :
  • Instagram/jerinxsid

VIVA – I Gede Ari Astina atau yang lebih dikenal dengan nama Jerinx masih lantang menyuarakan tentang virus corona atau COVID-19. Kini, Jerinx coba menghadirkan dua solusi melihat perkembangan virus tersebut.

Menguak 6 Manfaat Kunyit untuk Kesehatan Tubuh

Pertama, pria yang percaya bahwa COVID-19 merupakan ciptaan para elit global ini menyarankan, masyarakat tidak mudah terhasut oleh kabar tenaga kesehatan yang gugur. Jerinx meyakini, tidak semua tenaga kesehatan yang meninggal disebabkan oleh corona.

"Rakyat & Tenaga Medis JANGAN MAU diadu domba. Pihak2 di balik skema CV19 selalu memanfaatkan berita gugurnya nakes utk MENAKUT-NAKUTI rakyat padahal BELUM TENTU nakes meninggal kena CV," tulisnya dalam akun @jrxsid.

Tanpa Produk Sachet! Ini Cara Mudah Membuat Minuman Kolagen Anti Kerut

Menurutnya, berita gugurnya tenaga medis sangat efektif dalam menciptakan ilusi jika dunia ini sedang dalam situasi gawat. Jerinx percaya hal itu akan menggiring opini untuk sepakat dunia dalam keadaan darurat. Maka bagi Jerinx, setelah kondisi itu tercipta akan timbul penjajahan berupa monopoli vaksin, sentralisasi sumber daya alam, mata uang, data, dan sebagainya.

Kemudian Jerinx menyarankan orang-orang untuk tidak membaca mengenai berita COVID-19. Jerinx berpendapat hal itu untuk menghindari psikomatik. Jika sudah timbul psikomatik maka tenaga kesehatan yang akhirnya kewalahan.

Cek Sekarang! Iuran BPJS Kesehatan Kelas 1, 2, dan 3 Siap Alami Perubahan

"Hal ini MEMBAHAYAKAN NYAWA nakes karena masyarakat yg otaknya sudah dicuci MSM akan merasa kena CV, panik & menyerbu RS. Kepanikan massa ini yg sebenarnya “membunuh” nakes kita. Coba semua santai, positive thinking, ikhlas, gembira, SAYA YAKIN GAK AKAN ADA LAGI NAKES YG GUGUR," tulisnya.

Di awal tulisan, Jerinx turut berduka dengan banyaknya tenaga medis yang berguguran. Ia menganalohikan tenaga medis sebagai prajurit di medan tempur, namun mereka tidak tahu apa atau bagaimana rencana di balik pertempuran tersebut.

"Kondisi tenaga medis saat ini, jika boleh saya analogikan, ibarat prajurit yg gugur di medan perang; sayangnya yg benar2 tahu persis apa agenda di balik perang tersebut hanyalah para jendral & petinggi negara. Prajurit hanya menjalankan perintah," tulisnya.

Di akhir tulisan, Jerinx menyinggung soal kelaparan. Ia mencari tahu hal itu melalui salah satu media arus utama yang menyebutkan angka kematian akibat kelaparan tidak kalah besar per tahunnya namun tidak pernah diangkat ke permukaan.

"Jika WHO benar “organisasi kemanusiaan” dan si super-kaya-raya BG benar filantropi sejati, kenapa mereka gak buka dapur umum di lokasi rawan kelaparan?," tulis Jerinx.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya