Jerinx dan Dokter Tirta Bahas Konspirasi Corona, Seret Media

Jerinx dan Dokter Tirta.
Sumber :
  • Instagram @dr.tirta

VIVA – Jerinx buka suara soal teori yang ia miliki terkait konspirasi virus corona jenis baru atau COVID-19. Tidak sendirian, drummer SID itu mengajak serta Dokter Tirta untuk berdiskusi.

Mitos atau Fakta, Orang yang Sering Konsumsi Makanan Pedas Miliki Imun yang Lebih Kuat? Ini Penjelasan Dokter

Melalui Unstagram Live, diskusi bertajuk 'Diskusi Teori Konspirasi X Realita Rumah Sakit bersama JRX dan dr. Tirta' ditonton lebih dari 150 ribu akun. Berawal dari berbincang santai, keduanya lanjut menyoal penyakit menular ini.

"Kita pakai analogi yang gampang, kita pakai jerawat. Ada orang sakit jantung, terus dia jerawat terus meninggal, terus dia sakit ada jerawat juga. Ada enggak narasi kalau dia punya jerawat udah pasti karena itu (jantung)?" tutur Jerinx membuka obrolan.

Dokter Tirta Bedah Soal Bahaya BPA dalam Galon, Hoax atau Nyata?

Dokter Tirta menimpali bahwa dari 20 pasien positif COVID-19, 80 persen memiliki gejala ringan dan sisanya gejala berat. Ia pun memilih analogi mobil dan oli untuk menggambarkan kasus COVID-19.

"Analoginya lagi naik mobil, tapi ban kita alurnya sudah halus, bahaya. COVID-19 itu olinya, sisanya tergantung antibodinya. Kalau statement COVID-19 ìtu enggak sendirian, aku setuju," imbuh Dokter Tirta.

How an App Became Indonesia's Essential Weapon Against Covid-19

Jerinx kemudian menggambarkan situasi pandemi virus corona di Italia, yang menurutnya, realita dan berita di media berbeda. Ia mengakui berita terlalu melebihkan.

"Berita terlalu melebih-lebihkan, tahun-tahun lalu juga kematian segitu, mungkin tahun ini agak tinggi. Para manula ini terlalu banyak yang stres," kata dia.

Senada, dokter Tirta juga menyinggung soal narasi media. Ia pun mengibaratkan motor dan helm sebagai teori yang menggambarkan potensi kematian.

"Ibaratnya orang naik motor ada potensi kecelakaan dan itu angka kematian tinggi. Kalau kita naik motor, belum tentu kita mati karena pakai helm. Pada COVID-19, itu ada risiko danger. Yang penting adalah orang kena belum tentu mati, bisa selamat. Narasi selamat itu enggak digoreng (media)," kata dia.

"Kenapa seolah ada narasi, harapan dikubur, ketakutan dipupuk," timpal Jerinx.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya