Pihak Kareen Pooroe Yakin, Suaminya Pernah Alami Gangguan Kejiwaan
- Instagram @karenpooroe
VIVA – Kisruh Karen Pooroe dengan suami yang sedang proses cerai, Arya Claproth belum usai. Puncaknya, mereka pernah bersitegang karena meninggalnya buah hati mereka. Kini, masalah tersebut melebar ke berbagai hal, salah satunya teka-teki yang pernah dirawat karena gangguan kejiwaan.
Pihak Karen menyebut Arya pernah dirawat karena depresi setelah ditinggal pergi oleh ibunya. Hal itu bahkan pernah diakui Arya kepada Karen saat baru-baru menikah.
“Pernah dirawat karena orangtuanya yang perempuan meninggal, jadi depresi segala macem, sampai Karen tahu penyakitnya Arya. Sebelum menikah, kan enggak mungkin Karen bisa ngomong kayak gitu kalau enggak ada pengakuan dari Arya sebagai suaminya pada saat itu,” ujar kuasa hukum Karen, Wemmy Amanupunyo saat dihubungi wartawan melalui telepon, Kamis, 26 Maret 2020.
Baca juga: Suami Karen Pooroe, Arya Claproth Jadi Tersangka Kasus KDRT?
Pihak Karen bersikukuh, alasan mereka punya bukti kuat. Mereka sudah mendapat keterangan dokter dan siap mempertangggung jawabkan kebenarannya.
“Iya itu pengakuan Arya, dokter hanya mengonfirmasi pernah, yang pasti setelah ibunya meninggal dia mengalami goncangan itu dan dirawat dan itu ada bukti rekam medisnya,” ujar Wemmy.
Pernyataan Karen pernah dibantah pihak Arya dengan membawa rekam medis. Arya menyangkal jika ia berobat ke sana namun yang berkonsultasi adalah Karen. Pihak Arya berkata, Karen mendatangi rumah sakit tersebut pada akhir 2019 dan meminta obat atas nama Arya. Alasan tersebut dibantah pihak Karen.
“Mba Karen datang ke sana iya, kenapa karena mba karen pengin minta bukti apa arya pernah dirawat di sana kan kalau saya mengajukan suatu buktu saya harus bisa membuktikan apa yang saya dalilkan,” ujarnya.
Ada berbagai kejanggalan di mata Wemmy atas tudingan pihak Arya tersebut. Mereka seolah membentuk opini dengan mudah seseorang bisa memalsukan rekam medis. Menurut Wemmy ini salah satu bentuk kepanikan Arya karena tersudut dengan berbagai kasus yang menyangkut Karen.
“Karena obat yang diberikan sifatnya tuh berat karena menyangkut kejiwaan orang bagaimana minta obat untuk suaminya sementara dokter enggak tahu kondisi suaminya, masuk di akal enggak?” katanya.