Kocak, Komika Fico Fachriza Curhat Tentang Lampu Merah di Depok

Fico
Sumber :
  • Twitter

VIVA – Umumnya, lampu merah dibuat dengan perhitungan detik mundur. Jika sudah mendekati detik-detik akhir, pengendara bisa bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanan. Namun, tidak dengan yang terjadi di kota Depok. 

Imam-Ririn Unggul di Survei, PKS: Mayoritas Warga Depok Inginkan Keberlanjutan Bukan Perubahan

Menurut pengakuan komika, Fico Fachriza, detik lampu merah di sana, bukannya berjalan mundur malah sebaliknya. Kesal dengan hal tersebut, Fico mencurahkan kekesalannya di Twitter. 

"Tolong buat yang punya wewenang, buat yang udah dikasih kepercayaan untuk mimpin Depok, ditunggu banget nih pergerakannya. Dari yang simpel aja kaya lampu merah, lampu merah jalannya maju, munduuur. Lampu merah kalo detiknya maju, bikin kita enggak bisa siap-siap bisanya nebak-nebak. Ini saya kapan ya jalannya?" kata @ficofachriza_ mengawali ceritanya, dikutip VIVA, Jumat 20 Maret 2020. 

Pengemudi Koboi Ngaku TNI Umbar Tembakan di Depok Berujung Ditangkap

Menurut komedian itu, bagi pemilik motor matic mungkin mudah-mudah saja, tinggal gas, motor bisa langsung jalan. Tapi, bagaimana dengan pemilik motor tua seperti dirinya? "Pake kopling, gigi jarang-jarang, digas hari Senin, hari Rabu baru maju. Belom kalo diklaksonin NMAX, kalo kaget apa enggak lemah jantung itu motor," lanjut dia. 

Fico turut mempertanyakan, pihak berwenang yang membiarkan lampu merah di sana tetap seperti itu, apakah tidak takut di-hack? Soalnya, Depok memiliki kampus IT yang bagus, yaitu Gunadarma. 

Wali Kota Depok Dilaporkan ke Bawaslu, Dugaan Cawe-cawe Ikut Kampanye Salah Satu Paslon

"Sistemnya dijebol, begitu tembus bukan dirusakin, dibenerin. Apa yang mau gua rusakin orang udah rusak. Enggak mikirin perasaan hacker, citranya bakal gimana? Tar mereka jadi baik. Orangtua udah siap kecewa, aduh anak saya jadi hacker, malah jadi bangga," kata dia mulai melawak. 

Selain lampu merah, pria 25 tahun itu juga turut mempertanyakan Depok yang mendapat julukan sebagai kota layak anak. "Lo ke Margonda jam 11, jam 12 malem, itu isinya anak kecil ngamen sama ngemis. Ada yang pake harmonika, pianika, ada yang pake 'kakak minta uang kakak'. Begitu menang penghargaan. Itu kaya lagi ikut Liga Champion, gugur di penyisihan. Begitu selesai final, tropinya dikasih ke lo, jangan diterima, malu," tutur Fico semakin menjadi. 

Kata Fico, minimal penghargaan yang diterima ditukar dengan penghargaan lain. Karena di kota tersebut banyak sekali menjual ayam geprek, julukan kota ramah ayam geprek, dirasa Fico akan lebih pantas. 

"Kan di Depok banyak banget ayam geprek. Saking banyaknya ayam geprek di Depok, kalo mau makan ayam geprek level 2, gue minumnya ayam geprek level 1," tuturnya.

Sejak diunggah pada Selasa, 17 Maret 2020, video berdurasi 2 menitan itu sudah ditonton hingga lebih dari 700 ribu. Retweet-nya mencapai 14 ribu, dan mendapat likes lebih dari 28 ribu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya