Raffi Ahmad Di-bully di Eropa, Dipanggil Corona Man

VIVA/Wahyu Firmansyah
Sumber :
  • reporter

VIVA – Raffi Ahmad, Nagita Slavina, beserta rombongannya sempat berlibur ke berbagai kota di Eropa. Namun ternyata Raffi sempat mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan. Ia dipanggil 'Corona Man' ketika berada di sebuah Bandara.

Berikut Kandungan dan Efek Samping White Tomato yang Sedang Viral

Raffi menyampaikan, saat COVID-19 sedang ramai diperbincangkan, perlakuan tidak menyenangkan itu didapati beberapa orang yang memiliki wajah Asia.

"Sekarang kan memang lagi rame virus corona. Maksudnya dari saya di luar negeri juga sudah mulai ramai. Asia kan, orang Eropa kalau ngeliat orang Asia disangkanya kita ya (virus corona) ya ada," kata Raffi di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Jumat 6 Maret 2020.

Cara Mudah Beralih ke BPJS Kesehatan PBI Meski Punya Tunggakan 1-2 Tahun

Meski begitu, Raffi menilai hal itu hanya dilakukan oleh orang-orang yang tidak benar saja. Sehingga ia bersikap acuh saat mendapatkan perlakuan itu.

"Tapi itu orang-orang yang enggak benar saja, tapi ya mudah-mudahan kita sehat semua lah, diberikan kesehatan. Ah, gue mah cuek aja! Gue enggak peduli orang," ujarnya. 

Mau Persahabatan Abadi? Rahasia Mengapa Teman Lama Selalu Ada

Raffi pun merasa virus corona tidak perlu ditanggapi secara berlebihan. Namun tetap waspada dengan menjaga sistem tubuh agar tetap kuat.

"Waspada perlu dan kita juga enggak harus ketakutan yang menyebabkan atau malah bikin kalap. Kita tetap jaga imunitas, fisik, kesehatan, untuk mencegah jangan sampai enggak ada ketularan penyakit," katanya. 

Membenarkan apa yang disampaikan oleh Raffi, Nagita merasa tetap harus menjaga kesehatan dan tetap menggunakan masker jika sedang terserang penyakit.

"Kasih awareness juga ke masyarakat untuk menjaga. Kalau lagi sakit harus pake masker, jadi saling jaga satu sama lain," ucap Nagita.

Polusi Udara Jakarta Peringkat Kedua Dunia dengan Kualitas Udara Terburuk

Penerapan BBM Standar Euro IV Bisa Atasi Polusi Jabodetabek

Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR), Fabby Tumiwa menyebut bahwa Pemerintah perlu mengantisipasi puncak polusi berbagai kota di Indonesia.

img_title
VIVA.co.id
19 Desember 2024