Nikita Mirzani Sampai Dibuat Menangis Oleh Fero Walandouw, Kenapa?
- VIVA/Nuvola Gloria
VIVA – Lama berkecimpung di industri perfilman dan televisi Tanah Air, akhirnya Nikita Mirzani memberanikan diri untuk menjadi eksekutif produser dalam sebuah webseries berjudul Perundungan.
Dalam web series itu banyak pemain-pemain baru dan lama yang akan beradu peran, di antaranya Fero Walandouw dan seorang stand up comedian Babe Cabita. Namun, Nikita menghadapi tantang berbeda ketika mengajak kedua pria itu bergabung. Babe sangat mudah untuk diajak bermain, sedangkan Fero cukup sulit.
"Ada Babe Cabita juga, kalau Babe gampang banget diajak, kalau dia (Fero) agak sulit," ujar Nikita di kawasan Tendean, Jakarta Selatan, Senin, 17 Februari 2020.
Saking sulitnya, Niki, sapaan akrabnya, mengaku sampai meneteskan air mata agar Fero mau terlibat dalam web series itu. Namun, sayang ibu tiga anak itu tidak menjelaskan secara detail mengapa dirinya menangis.
"Kalau Fero sampai meneteskan air mata ya, ini enggak bohong," katanya.
Air mata Nikita Mirzani pun tak sia-sia, akhirnya Fero mau terlibat dalam web series itu. Ia juga punya alasan mengapa bersikeras untuk mengajak Fero bermain dalam webseries pertamanya ini.
"Karena Fero ini berkarakter, dari segi mukanya, terus udah pernah main film sebelumnya, di-research juga kan aktingnya bagus enggak, gitu," ucapnya.
Tidak hanya sebagai pemain, Fero juga terlibat dalam penentuan judul. Ia merasa jika judul Perundungan bisa terhubung dengan banyak orang, terutama karena banyaknya bullying yang terjadi di masyarakat saat ini. Ia merasa para korban pasti akan memiliki trauma dalam hal psikologis yang bisa mengubahnya menjadi orang jahat.
"Perundungan itu memang banyak terjadi apa lagi di industri digital sekarang sosial media gampang banget kita melontarkan kata-kata seperti apapun di sosmed,” kata Fero
Karena itu, webseries ini dikemas dengan konsep menarik seperti serial thriller yang menengakan. Fero juga menekankan bahwa ada dampak jangka panjang pada seorang korban perundungan. Siapa pun korbannya, dari anak-anak hingga dewasa, orang biasa atau figur publik juga merasakan dampak psikologis yang buruk.
"Kita mengemas ceritanya bahwa ya nge-bully itu enggak baik dan masa depan seseorang itu bisa-bisa jadi orang yang beda, jadi orang yang aneh atau jadi orang jahat bahkan," lanjutnya.