Lucinta Luna Ngaku Pakai Narkoba karena Sering Di-Bully
- reporter
VIVA – Kuasa hukum Lucinta Luna, Milano Lubis menyampaikan jika kliennya mengkonsumsi psikotropika Tramadol dan Riklona sebagai penenang di saat mantan personel Duo Bunga itu mengalami depresi.
Milano menegaskan jika psikotropika yang digunakan Lucinta bukan untuk bersenang-senang tapi untuk mengatasi depresi. Lucinta mengaku sering mendapatkan bullying di media sosial yang membuatnya menjadi depresi.
"Intinya Lucinta menggunakan psikitropika bukan buat seneng-seneng tapi karena dia depresi karena sering di-bully di medsos. Gara-gara itu lah kemudian Lucinta terpaksa menggunakan psikotropika ya, bukan narkotika. Dengan ini kami berharap besar Polres Jakbar bisa bijak dalam mengambil keputusan," kata Milano di kawasan Brawijaya, Jakarta Selatan, Kamis, 13 Februari 2020.
Karena itu, Milano masih menunggu untuk status Lucinta Luna karena semuanya masih dalam proses. Ia pun akan terus mengawal kasus Lucinta Luna hingga akhir.
Tim kuasa hukum Lucinta Luna lainnya, Teguh Putra menyampaikan jika komentar negatif yang diterima oleh kliennya selalu dipendam. Hal itulah yang membuat Lucinta akhirnya menjadi semakin depresi.
"Setiap yang di-posting kan jadi viral itu ada komen yang positif dan negatif juga ternyata dipendam Lucinta kemudian jadi depresi makanya mau enggak mau dia gunakan itu," ucap Teguh.
Tramadol diketahui adalah obat yang berfungsi untuk membantu mengurangi rasa sakit yang sedang hingga cukup parah. Efeknya, mirip dengan analgesik narkotika. Obat ini bekerja di sistem saraf untuk mengubah bagaimana tubuh merasakan dan merespons rasa sakit.
Penggunaan tramadol biasanya diberikan pada pasien kanker, pasien yang sudah menjalani operasi, untuk mengatasi nyeri saraf, luka atau sakit akibat kecelakaan, keseleo, patah tulang, dan lain-lain.
Sedangkan Riklona merupakan obat dengan kandungan bahan aktif Clonazepam. Obat ini untuk mencegah atau mengontrol kejang, gangguan bipolar dan juga epilepsi.Â
Efek menggunakan Riklona di antaranya bisa menimbulkan reaksi sakau, terutama bila telah digunakan dalam waktu lama atau dengan dosis yang tinggi. Risikonya akan meningkat jika sebelumnya pengguna adalah seorang peminum alkohol atau pemakai obat-obatan terlarang.