Marshanda Soal Video 'Ngamuknya' Dulu: Gue Takut Sama Teman-teman SD
- VIVA/Maria Margaretha Delviera
VIVA – Beberapa tahun lalu, Marshanda sempat membuat heboh dengan video yang memperlihatkan ia tengah menari-nari lalu meluapkan amarah kepada teman-teman sekolah dasarnya. Tak lama setelah video itu viral, Marshanda kemudian dikabarkan mengidap gangguan bipolar.
Kini setelah sekian lama kasus video itu berlalu, Marshanda akhirnya menjelaskan maksud dibuatnya video itu. Dalam sebuah video yang diunggahnya di channel YouTube Marshed, Marshanda membeberkan ceritanya.
"Dari dulu orang mikir kalau video itu dibuat saat gue lagi gila, belum minum obat, belum kediagnosis nih gilanya. Jadi, gue punya misi guys. Kalian enggak boleh salah tangkap," ujar Marshanda dalam videonya yang dilihat VIVA, Jumat 18 Oktober 2019.
Wanita yang akrab dengan sapaan Caca ini kemudian memberi contoh bagaimana orang yang gila sekalipun tanpa menjalani pengobatan juga bisa melakukan hal destruktif. Namun, semua yang dilakukan mereka tentu ada alasan di baliknya.
Marshanda kemudian melanjutkan, saat ia mempublikasikan video itu, sama sekali tidak terlintas kekhwatiran di benaknya. Ia justru menilai tindakan itu adalah petunjuk dari alam semesta dan Sang Pencipta.
"Gue kaya dikasih tahu sama alam semsta, dikasih tahu sama Pencipta gue, lo lakuin ini lo akan go through hard time, this will be the answer," lanjutnya.
Di akhir video, Marshanda juga menyinggung soal isi video yang menyebut-nyebut teman-teman SD-nya dulu. Ibu satu anak itu bercerita, saat itu ia sedang menyukai salah satu lagu dari Spice Girls berjudul Who Do You Think You Are.
Saat sedang menikmati lagu, tiba-tiba ia teringat dengan rapper Jay-Z dan Eminem, dan terinspirasi untuk mengekspresikan apa yang ada dalam hatinya.
"Gue nyebut aja, buat teman SD gue yang bully gue. Bukan ngamuk, sebenarnya gue takut sama temen SD gue, trauma, sampai sekarng gue enggak pernah mau diajak reunian sama mereka," kata Marshanda.
Menanggapi videonya yang jadi viral kala itu, Marshanda mengatakan bahwa itu adalah rencana dan strateginya untuk bisa memanifestasikan misi hidupnya. Ia ingin agar ketika ia sudah tidak ada, orang-orang masih mengenang cintanya dan ia bisa memberikan makna ke orang lain.