Rekan Seleb Jadi Anggota DPR, Tata Janeeta: No Comment
- Nuvola Gloria/VIVA
VIVA – Sejumlah selebriti dilantik menjadi anggota DPR periode 2019-2024 pada Selasa 1 Oktober 2019 di Gedung DPR/MPR, Senayan Jakarta. Mereka berasal dari kalangan penyanyi, pesinetron, sampai presenter. Tahu enggak siapa saja pesohor yang jadi anggota DPR?
Sebut saja di antaranya Eko Patrio, Desy Ratnasari, Krisdayanti, Mulan Jameela, Dede Yusuf, Tommy Kurniawan, Primus Yustisio, Rano Karno. Kemudian ada nama Nurul Arifin, Muhammad Farhan, Rachel Maryam, Nico Siahaan, Rieke Dyah Pitaloka dan Arzetti Bilbina yang menjadi anggota parlemen.
Lalu apa tanggapan Tata Janeeta sebagai rekan selebriti yang juga kenal dengan beberapa wakil rakyat baru tersebut? Tata malah singkat berkomentar.
"No comment, no comment. Ya mudah mudahan siapa pun yang dilantik para publik figur semoga bisa mengemban amanat. Bisa menjadi wakilnya rakyat. Jadi bener-bener bertanggung jawab sama tugasnya," kata Tata Janeeta di kawasan Tendean, Jakarta Selatan, Selasa 1 Oktober 2019.
Tata berharap agar semua anggota DPRÂ baik yang awalnya profesi artis atau bukan, bisa menjalankan tugas dengan maksimal. Apalagi saat ini begitu banyak kecaman dari masyarakat perihal tugas-tugas anggota dewan memicu gelombang demonstrasi di berbagai wilayah.
"Saya no comment. Saya enggak ikutan politik soalnya," ucapnya singkat.
Baca juga yuk: Buronan 17 Tahun, Dibekuk di Gua Berkat Drone
Tata cuma mau rakyat Indonesia hidup dengan damai sejahtera. Dia tak ingin ada perpecahan yang memecah-belah persatuan, apalagi jika sampai terjadi perang saudara.
"Ya mudah-mudahan apa pun masalahnya, misalnya rakyat merasa tidak puas untuk pemerintah bisa disampaikan dengan cara yang baik dan mudah-mudahan pemerintah juga mendengar keluh kesah dari masyarakat. Jadi kerja sama, ya mudah mudahan kita berdamai," harap Tata yang sebenarnya sedih adanya aksi sejumlah pengunjuk rasa yang cukup brutal dan ekstrem.
BNPT Rilis Ciri Penceramah Radikal, Ini Respons Anggota DPR
Menurut Bukhori, indikator yang dipaparkan oleh BNPT cenderung sumir sehingga dapat memicu tafsir liar bagi masyarakat awam
