Soal Novel KKN di Desa Penari, Raditya Dika: Gue Gak Ikut Campur
- VIVA/Maria Margaretha Delviera
VIVA – Kisah KKN di Desa Penari yang sempat menghebohkan internet beberapa minggu belakangan kini naik dalam bentuk buku. SimpleMan, sang penulis, sudah membuka pesanan novel tersebut.
Heboh cerita KKN di Desa Penari juga sempat menarik perhatian Raditya Dika. Lewat YouTube-nya, Raditya Dika membuat konten yang berisi klarifikasi SimpleMan terkait cerita tersebut.
Ramainya penonton video Raditya Dika pun membuat banyak warganet penasaran, apakah sang kreator yang juga penulis itu ikut andil dalam novel tersebut. Bahkan banyak juga yang ingin agar ayah satu anak ini menulis sudut pandangnya, atau bahkan memfilmkan cerita viral KKN tersebut.
Terkait hal itu, Raditya Dika angkat suara. Menurutnya, bukan lagi menjadi haknya dalam membuat novel atau film KKN di Desa Penari.
Baca Juga:Â Buka Pre-Order Buku KKN di Desa Penari, Ini Pesan Penulis buat Pembaca
"Gue enggak tahu, bukan gue yang ngurus, bukan gue yang terbitin, bukan gue yang ikut campur dalam film ataupun buku KKN di Desa Penari," ujar Raditya Dika, ditemui di Kota Kasablanka, Jakarta, Rabu, 11 September 2019.
Penulis novel Kambing Jantan ini menegaskan bahwa ia hanya berkenan menceritakannya melalui akun media sosialnya.
"(Menceritakan kisah KKN di Desa Penari) di YouTube iya," jelasnya.
Sebelumnya, dalam video klarifikasi SimpleMan tersebut, Raditya Dika memberi 10 pertanyaan. Pertanyaan pertama yang diajukan adalah, "Bagaimana keaslian cerita ini dan berasal dari siapa sebenarnya cerita ini?"
SimpleMan menjawab, "Cerita ini pertama kali saya dengar dari teman ibu saya. Saya mendengar, dia pernah bercerita punya pengalaman tidak mengenakkan saat dulu berkuliah di salah satu universitas di kota dekat tempat tinggal saya."
Rekaman suara yang terdengar seperti suara pria tersebut, bercerita panjang lebar mengenai kisah KKN di Desa Penari. Ia mengaku bahwa ceritanya tidak seratus persen murni. Ada yang dikurangi dan ada yang dilebih-lebihkan. Termasuk, jumlah mahasiswa yang ada dalam cerita itu.
Dalam cerita KKN di Desa Penari tersebut, ada enam mahasiswa yang terlibat, yakni Ayu, Widya, Nur, Anton, Wahyu, dan Bima. Namun pada cerita aslinya, ada 18 mahasiswa yang terlibat, dan belum termasuk dosen pengawas. Cerita lain yang tidak sama adalah, saat ada dua mahasiswa yang diberi bingkisan berisi kepala monyet.