Arswendo Atmowiloto, Penulis Andal yang Pernah Mendekam Dibui
- VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis
VIVA – Kabar duka datang dari dunia seni Tanah Air. Arswendo Atmowiloto meninggal dunia pada Jumat, 19 Juli 2019, sekitar pukul 17.50. Ia meninggalkan 3 anak, 6 cucu dan 1 istri.
Sepanjang hidupnya, pria bernama asli Sarwendo ini aktif menulis. Ia pernah menjadi wartawan dalam berbagai majalah dan surat kabar, beberapa di antaranya majalah Hai dan koran Kompas.
Ia juga menulis berbagai karya lain, seperti cerpen, novel, naskah drama dan skenario film. Selain itu, Arswendo pernah menjabat sebagai pemimpin Bengkel Sastra Pusat Kesenian Jawa Tengah di Solo (1972).
Selain menjadi wartawan dan pimpinan redaksi. Dirangkum dari berbagai sumber, Arswendo diketahui pernah mendirikan sedikitnya tiga media cetak, yakni tabloid Anak Bianglala, tabloid Monitor hingga tabloid Pro-Tv.
Arswendo pernah di penjara pada 1990, saat itu ia menjabat sebagai pemimpin redaksi tabloid Monitor. Dalam suatu jajak pendapat di media yang dipimpinnya, nama Arswendo berada di nomor 10 untuk pendapat yang menjadi tokoh bagi pembaca.
Posisinya satu nomor di atas Nabi Muhammad. Akibatnya, menimbulkan kemarahan kaum muslim. Dia pun diproses hukum, dianggap menista agama. Arswendo pun divonis 5 tahun penjara.
Arswendo juga pernah menggunakan nama samaran dalam karya tulisnya. Contohnya dalam cerita bersambung, Sudesi (Sukses dengan Satu Istri), ia memakai nama Sukmo Sasmito.
Karyanya yang populer adalah sinetron Keluarga Cemara, Deru Debu, Ali Topan Anak Jalanan dan banyak lainnya. Selain karya, Arswendo juga banyak menerima penghargaan. Salah satunya Hadiah Zakse atas esainya, Buyung-Hik dalam Kreativitas Kompromi. (ase)