Satu Hari Nanti, Kisah Cinta Dewasa untuk 21 Tahun ke Atas
- Rumah Film
VIVA – Alya (Adinia Wirasti) tak pernah bosan belajar meracik resep cokelat yang pas setiap harinya. Teh jadi minuman favorit, sekaligus penenangnya, termasuk ketika tengah bersitegang dengan sang kekasih, Bima (Deva Mahenra).
Bima adalah seorang musisi dari Jakarta yang mencoba peruntungan di negara yang terkenal dengan lezatnya cokelat dan mewahnya brand jam tangan ini. Dia kerap menginap di apartemen tak begitu besar milik Alya yang sekolah kuliner di Swiss tersebut. Sebentar bersitegang, namun akan berakhir romantis dengan ciuman panas dan adegan ranjang.
Hubungan mereka semula begitu kuat hingga Alya rela ingin menjadi manajer sang kekasih agar terus bersama Bima. Namun, terus menerus adu argumen, baik dalam meraih mimpi, pekerjaan, maupun percintaan, membuat hubungan asmara yang telah dibina tiga tahun itu berujung pahit.
Bukan hanya cinta yang di ujung tanduk, tapi juga persahabatan mereka dengan pasangan lain, Din (Ringgo Agus Rahman) dan Chorina (Ayushita Nugraha).Â
Din dan Chorina telah lima tahun menjalin cinta. Din berprofesi sebagai pemandu wisata di Swiss yang cukup bermodalkan kata 'cinta' kepada siapa saja agar bisa menumpang tidur. Baginya, cara ini cukup jitu dan menghemat biaya sebesar 3.000 Euro untuk bertahan hidup.
Namun hatinya tetap berlabuh pada Chorina, si manajer hotel yang juga tinggal sendiri di rumah. Din memang sering menginap di rumah Cho, sapaan sang kekasih. Mereka pun harus menerima konsekuensi ketika konflik hubungan terjadi.
Kedua pasang sahabat ini saling jujur apa yang terjadi selama mereka menjalin hubungan dengan pasangan masing-masing. Jujur itu menyakitkan, namun mereka harus menghadapi kenyataan di depan mata. Apa yang terjadi di antara mereka?
Satu Hari Nanti, film yang diproduksi oleh Rumah Film dan Evergreen Pictures ini memang diperuntukkan bagi penonton di atas 21 tahun. Bukan hanya dari cerita dan konflik percintaannya saja, tapi sejumlah adegan cumbu yang tak asal tempel tak cocok untuk kategori remaja apalagi anak-anak.
Film garapan Salman Aristo itu juga akan membuat penonton larut dalam kisah cinta yang mengajak berpikir secara dewasa untuk setiap adegannya. Tayang pada 7 Desember di seluruh bioskop Tanah Air, latar Swiss yang bersalju dan Instagramable, tentu jadi pemuas mata sepanjang kisah ini diputar.
Kejujuran dan komitmen kehidupan mereka menjadi taruhannya. "It's okay to be not okay," begitulah salah satu kutipan dialog film drama dewasa ini. (ren)