Nonton Bareng Film Chrisye Sambil Galang Donasi untuk Kanker
- VIVA.co.id/ Adinda Permatasari
VIVA – Menjelang penayangan perdananya, 7 Desember 2017, para pemain film Chrisye bersama dengan Lions Club Jakarta Monas (LCJM) menggelar acara nonton bareng di Metropole XXI, Jakarta, hari ini, Sabtu, 2 Desember 2017. Acara ini sekaligus mengadakan penggalangan donasi untuk rumah singgah kanker.
"Almarhum Chrisye meninggal karena kanker paru, dan salah satu centenial program kita adalah youth pediatric cancer, karena itulah kita support film ini sekaligus menggalang dana untuk para penderita kanker khususnya anak-anak dan remaja yang tidak mampu,” ujar Presiden LCJM Kalingga Suzi Marsita saat ditemui di Metropole XXI Jakarta, Sabtu 2 Desember 2017.
Pemeran Chrisye dalam film biografi Chrisye, Vino G. Bastian melihat ada sisi lain dari film yang diperankannya dengan melibatkan gerakan sosial. Menurutnya, ada antusias yang tak kalah besar pada penonton untuk membeli tiket meski dengan harga yang lebih mahal.
"Apalagi digabungkan dengan momen film Chrisye, jadi tambah spesial," ujarnya.
Hal senada juga diungkapkan aktor Ray Sahetapy, pemeran ayah Chrisye. Ray menilai bahwa film Chrisye memberikan ruang sosial yang dahsyat. Film ini mampu memberikan sesuatu yang berkaitan dengan penyakit di Indonesia.
Suzi menuturkan, acara nonton bareng ini juga merupakan bentuk dukungan yang diberikan film Chrisye kepada para penderita kanker anak dan remaja yang tidak mampu melalui LCJM Kalingga. Acara diadakan, Sabtu, 2 Desember 2017 sehari setelah gala premier film Chrisye berlangsung. Film Chrisye akan tayang di bioskop serentak pada 7 Desember 2017.
“Alhamdulillah kita juga mendapat dukungan dari Musica Studio, Ibu Indrawati Widjaja, yang memberikan 500 keping CD Chrisye yang akan kita bagikan kepada para donatur. 100 persen hasil donasi akan kita serahkan ke rumah singgah kanker anak yang akan kita tentukan kemudian,” tutup Suzi.
Waspada Penggalangan Dana Palsu
Baru-baru ini, penipu memanfaatkan berita seputar Pavel Durov, pendiri Telegram, yang dilaporkan ditangkap di Prancis, melalui penggalangan dana palsu.
