Dialog Kontroversial di Naura dan Genk Juara
- YouTube Naura dan Genk Juara
VIVA – Lama tak terdengar gaung film musikal anak-anak Indonesia setelah Petualangan Sherina, Naura dan Genk Juara hadir dan mengisi kekosongan itu. Masih tayang di bioskop, film yang dibintangi Adyla Rafa Naura Ayu, putri Nola B3, jadi buah bibir di kalangan media sosial.
Sayangnya, bukan karena sanjungan karena coba mengisi kekosongan pada film keluarga, tapi justru kontroversi isu agama. Status Facebook Nina Asterly dan Windi Ningsih, lengkap dengan petisi online di Change.org, salah satunya menyoal kalimat istighfar, takbir, doa yang jadi dialog tokoh penjahat dalam film ini. [Baca juga: Naura dan Genk Juara dalam Pusaran Isu Agama]
"Islam dicitrakan sebagai penjahat berjenggot, yang meski menteriakan takbir, sering istighfar, namun kelakuan bejat, bahkan di film dinamai trio licik," tulis Windi Ningsih.
Untuk membuktikannya, VIVA menonton film ini kemarin sore, Rabu, 22 November 2017, di Kota Kasablanka, Jakarta Selatan. Mari kita ulik adegan yang diperdebatkan.
Kalimat istighfar atau Astaghfirullahaladzim keluar saat salah satu penjahat merasa diabaikan oleh rekannya. Adegan terus berlangsung sampai salah satu penjahat kembali berbuat ulah. Ia didorong oleh rekannya dan mengeluhkan hal tersebut.
“Ya Allah kasar bener dorong-dorong,” ujar salah satu tokoh jahat tersebut.
Selanjutnya, ada adegan ketika Genk Naura mengerjai penjahat. Salah satu penjahat yang ketakutan melafalkan doa sebelum makan. Bukan doa yang biasanya diucapkan dalam film horor, Ayat Kursi atau Surat Yasin misalnya.
"Allahumma baarik lanaa fiima razaqtanaa waqinaa adzaa ban-naar," kata salah satu penjahat.
"Itu kan doa makan", protes penjahat lainnya.
"Kalau ketakutan bawannya pengen makan," kata penjahat tersebut membalas.
Cerita kembali berlanjut. Naura dan kawan-kawan berhasil mengerjai para penjahat. Penjahat yang panik itu menyebut takbir dan istighfar beberapa kali karena dikerjai oleh anak-anak.
Lalu, soal penampilan para penjahat. Penjahat yang dijuluki Trio Licik dalam film tersebut memang menggunakan brewok dan janggut. Hal tersebut yang dipermasalahkan oleh warganet. Sementara celana isbal atau di atas mata kaki tak terlihat dikenakan oleh penjahat.
Kata LSF dan Film Maker
Trio Licik dalam Naura dan Genk Juara digambarkan sebagai pria berbadan tinggi besar dengan wajah yang dibuat sangar namun kepintaran dan kecerdasan di bawah rata-rata penjahat dalam film genre lainnya.
Sang produser, Amalia Prabowo, tak pernah mengira jenggot mereka bisa menimbulkan perdebatan soal dugaan mengecilkan suatu agama.
"Dari awal tujuan kami tidak ada niat mendiskreditkan agama atau kelompok tertentu ya karena tujuan utamanya bukan itu," kata Amalia di Kota Kasablanka.
Dihubungi terpisah, Lembaga Sensor Film Indonesia (LSF) juga menampik ada upaya menghina Islam dalam film ini.
"Ini film dibuat dengan setting Indonesia yang mayoritas penduduknya muslim. Jika penjahatnya beragama Islam ya wajar-wajar saja," kata Imam Suhardjo, Ketua Komisi I Bidang Penyensoran dan Dialog LSF kepada VIVA.
Dia melanjutkan, soal penjahat yang membaca doa pun tidak menjadi masalah.
"Ketika si penjahat di tengah malam di hutan lagi ketakutan karena mengira ada hantu, salah satunya berdoa. Karena dia muslim dia bacanya doa Islam. Tapi yang dibaca salah 'comot', yang dibaca doa mau makan, Allhumma baariklanaa fiima razaqtanaa..dst. Dia ditegur temannya, 'Itu doa mau makan.' Kita tahu bahwa penjahatnya muslim ya karena dia baca doa itu. Tak ada penggambaran spesifik bahwa muslim itu jahat. Lagi-lagi dia adalah penjahat di negeri mayoritas penduduknya muslim," Imam menambahkan.
Amalia juga mengundang warganet untuk menonton terlebih dahulu sebelum menghakimi lebih jauh.
"Kebanyakan yang menghujat kami itu belum nonton. Jadi yang saya minta, sudah nonton dulu. Kami sangat terbuka untuk menerima kritik. Monggo dikritik," ujar Amalia. (hd)