Pemeran Ibu Ayu Laksmi Akui Berjodoh dengan Pengabdi Setan
- VIVA.co.id/Shintaloka Pradita Sicca
VIVA – Kesuksesan film Pengabdi Setan tidak membuat pemeran Ibu, Ayu Laksmi, berencana untuk bermain film lagi. Pengabdi Setan adalah pengalaman pertama Ayu Laksmi dalam bermain film bergenre horor.Â
Kesuksesan film ini dibuktikan dengan capaian jumlah penonton yang tembus tiga juta lebih penonton, ikon hantu ibu ini lantas mendapatkan tawaran film horor serupa.
"Sementara saya belum dahulu (ambil tawaran film). Saya basic-nya bukan di seni peran, tapi seni suara. Kalau Pengabdi Setan ini hanya sedikit berjodoh," ujar Ayu saat ditemui di kawasan Kapten Tendean Jakarta pada Selasa, 24 Oktober 2017.
Sebelum di Pengabdi Setan, Ayu sebetulnya sudah bermain di beberapa film lainnya. Film pertamanya pada 2008 Under the Tree disutradarai Garin Nugroho. Kemudian, pada 2012 film Ngurah Rai yang diproduksi Kabid Kesenian dan Film Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Dra Ida Ayu Putri Masyeni.Â
Lalu, pada 2013 bermain di film Soekarno garapan Hanung Bramantyo, dan pada September 2017 bermain di film The Seen and Unseen yang baru diputar di Toronto Internasional Film Festival, Kanada.Â
Ayu mengungkapkan pertimbangannya dalam memilih film adalah pertama harus berjodoh dengan waktu, karena kesibukannya memang di dunia seni pertunjukan.Â
"Kalau sebuah film, saya perlu petunjuk dari alam, petunjuk dari Tuhan, 'Berikan saya petunjuk apakah saya harus ikut dalam film ini'. Ada film yang sangat bagus, sutradaranya bagus, dan maaf honorariumnya bagus. Tapi tidak berjodoh secara waktu, karena ada beberapa kegiatan yang sudah komitmen," tuturnya.Â
Kedua, baru masuk pertimbangan lainnya. Seperti film Pengabdi Setan yang menurutnya sudah berjodoh secara waktu. Kemudian, cocok dengan sutradara yang bagus, judul cerita yang baik, dan pemain-pemain lain yang juga sangat baik.Â
"Itu yang membuat saya memutuskan untuk bergabung. Kalau film-film lain belum saya iyakan," ujarnya.Â
Dua hari ke depan, Ayu telah berencana kembali ke panggung pertunjukan musik di Magelang. Konsep pertunjukan yang digarapnya bersama Svara Semesta itu adalah 'Merajut Kebersamaan dalam Kampung Pancasila', yang berbicara tentang cinta kasih antara manusia dan lingkungan.Â
"Dua hari lagi akan kembali ke Magelang, ada show peringatan 200 tahun sebuah bangunan tua di sana," ujarnya.Â
Setelah itu, pulang ke rumahnya di Bali untuk mempersiapkan kongres pertunjukan seni tingkat Asia, yang mana ia menyanyi di sana.Â