Nia Dinata Ajak Publik Italia Terpukau Lihat Kisah Tiga Dara
- dok.ist
VIVA.co.id – Film musikal “Ini Kisah Tiga Dara” ditayangkan di Teatro della Compagnia, yang terletak di pusat Kota Florence, Italia, pada Jumat waktu setempat. Film karya sutradara Nia Dinata ini menjadi pembuka Festival del Cinema d’Indonesia (Festival Film Indonesia) yang berlangsung dari tanggal 22 sampai 24 September 2017.
Usai pemutaran film itu, ungkap Kedutaan Besar Republik Indonesia di Roma, Nia yang turut hadir di tengah-tengah para pengunjung Festival pun didaulat untuk memberikan pandangan mengenai perkembangan sosial perempuan Indonesia masa kini, suatu hal yang menginspirasi pembuatan film musikal tersebut.
Festival sendiri dibuka secara resmi oleh wakil Pemerintah Propinsi Tuscany. Duta Besar RI untuk Italia, Esti Andayani, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi tinggi kepada Asosiasi Indonesia Meets Italy (IMI) yang digawangi pasangan Italia-Indonesia, Jacopo Cappuccio dan Malina Andrayani.
“Film merupakan media komunikasi yang tidak mengenal batas. Melalui film, masyarakat Italia yang secara geografis jauh dari Indonesia, dapat melihat indahnya alam Indonesia sekaligus memperoleh gambaran mengenai sosial budaya masyarakat Indonesia. Diharapkan, semakin banyaknya film Indonesia yang ditonton publik Italia dapat semakin mendekatkan mereka kepada Indonesia”, ujar Duta Besar Esti Andayani melalui keterangan tertulisnya kepada VIVA.co.id, Sabtu 23 September 2017.
Pembukaan festival semakin meriah dengan adanya peragaan busana hasil kerja sama KBRI Roma dengan Batik Chic Gallery. Beragam koleksi karya desainer kenamaan Novita Yunus yang terinspirasi eco-fashion dari Bali, tenun sutra Garut dari Jawa Barat serta motif suasana alam pesisir selatan Sumatera diperagakan dengan menawan oleh para model setempat.
Di sela-sela peragaan busana, hadir pula permainan saksofon diberi sentuhan musik ritmis nusantara dari diplomat KBRI Roma, Charles Hutapea. Video promosi pariwisata Wonderful Indonesia yang menjadi latar belakang, semakin terasa magis saat berpadu dengan suasana temaram teater dan alunan merdu saksofon sopran.
Sutradara Lola Amaria yang juga hadir dalam kesempatan tersebut menyatakan bahwa film juga dapat menjadi media promosi pariwisata yang sangat efektif. Hal ini pula yang mendorong Lola untuk sengaja mengangkat keindahan alam Labuan Bajo sebagai latar belakang film Labuhan Hati yang dibesutnya. (ren)