Christine Hakim Sambut Baik Keinginan Remake Film G30S/PKI
- Danar Dono/VIVA.co.id
VIVA.co.id – Aktris senior Christine Hakim menyambut baik harapan Presiden Joko Widodo agar ada yang memproduksi ulang film sejarah tentang peristiwa G30S/PKI, yang dilontarkan belum lama ini. Tentu, ia menekankan untuk film diproduksi ulang dengan menggunakan data yang dapat dipertanggungjawabkan.
Menurut Christine, film-fim pada zaman orde baru yang disponsori oleh pemerintahan Soeharto seringkali digunakan sebagai alat politik propaganda. Sehingga dengan adanya memproduksi ulang film tersebut dengan data-data lebih luas dan mendalam, maka pengetahuan masyarakat mengenai fakta sejarah tersebut dapat lebih lengkap.
Jika film tentang peristiwa sejarah gerakan PKI tersebut diproduksi ulang, ia lalu menyatakan diri bersedia untuk berkontribusi di dalamnya. Lantaran, Christine telah beberapa kali terlibat dalam film sejarah.
"Saya beberapa kali terlibat dalam film sejarah, seperti Kartini yang terakhir. Kartini pernah dibuat oleh Sjumandjaja dan angle-nya sangat berbeda jauh sekali dengan apa yang dibuat oleh mas Hanung," ujar Christine saat ditemui di Galeri Foto Jurnalistik Antara, Jakarta pada Jumat, 23 September 2017.
Ia menekankan bahwa perbedaan perspektif dalam film sejarah tidak akan jadi soal karena masyarakat akan lebih kaya pengetahuan, tapi tentu saja ia kembali menggaris bawahi bahwa perspektif itu digunakan juga atas dasar data sejarah yang valid, dapat dipertanggungjawabkan.
Selanjutnya, ia menyinggung masalah penyensoran. Memang benar bahwa film karya Arifin C. Noer pada 1984 tersebut telah lulus sensor pada masanya. Namun sepengetahuannya film sejarah tersebut dapat kembali diperiksa atas hak pemerintah untuk membuktikan ada atau tidaknya penyimpangan data sejarah.
"Saya pikir (penyensoran ulang dapat dilakukan) kalau memang pemerintahan sekarang menganggap bahwa film itu justru ada penyimpangan sejarah. Dan karena setelah sekian tahun (diberhentikan diputar), lalu mau diputar kembali biasanya harus ada sensor lagi. Ada batas sensor yang saya tahu," jelas Christine. (ren)