Adegan Seksual di Film 'Pengepungan di Bukit Duri' Diawasi Intimacy Coordinator, Apa Itu?

Film Pengepungan di Bukit Duri
Sumber :
  • Instagram

VIVA – Proses pembuatan sebuah film melibatkan banyak pihak. Bukan sekedar aktor, sutradara, dan produser tetapi juga ada kru lain yang mengerjakan tugas di bidangnya masing-masing.

Obati Rindu, Revalina S Temat Comeback Main Film 1 Imam 2 Makmum

Salah satunya yang masih jarang ditemui di film-film Indonesia adalah tugas Intimacy Coordinator (IC) atau koordinator keintiman.

Ini merupakan profesional yang bertugas mengatur koreografi adegan intim dalam sebuah film atau serial. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.

Cerita Masayu Anastasia Disapa Amitabh Bachchan Saat Syuting Melukis Harapan di Langit India

IC bekerja sama langsung dengan sutradara, produser, dan aktor yang terlibat dalam adegan intim tersebut sehingga proses dan hasil yang ditayangkan nantinya berjalan aman, etis dan terlihat realistis. 

Peran IC dalam pembuatan sebuah film adalah menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman terutama bagi aktor yang terlibat. Bukan hanya perihal adegan intim di ranjang atau adegan panas, IC juga bertanggung jawab atas adegan-adegan seperti pemerkosaan atau pelecehan seksual.

Viral! Wanita Ngamuk Gara-gara Kepergok Rekam Film di Bioskop, Joko Anwar Bongkar Ancaman Hukumannya

Konferensi Pers Film Pengepungan di Bukit Duri

Photo :
  • VIVA.co.id/Rizkya Fajarani Bahar

Salah satu film yang menggunakan IC untuk mengawasi proses syuting adalah Pengepungan di Bukit Duri.

Film ini menggambarkan apa yang mungkin terjadi di Indonesia dalam waktu dekat jika tidak segera memperbaiki diri dari masalah-masalah bangsa termasuk kedekatan anak-anak muda dengan budaya kekerasan.

Salah satu scene dalam film ini akan memuat tentang kekerasan seksual. Oleh sebab itu sang sutradara Joko Anwar menghadirkan intimacy coordinator untuk mengatasinya. 

"Intimacy coordinator tugasnya termasuk hubungan fisik antar karakter, kekerasan, dan tugasnya memastikan supaya pemeran merasa aman dan nyaman sehingga hasilnya yang keluar nggak melebihi batas yang dilakukan," kata Joko Anwar, dalam Konferensi Pers Official Trailer Film Pengepungan di Bukit Duri di Jakarta Kamis 30 Januari 2025.

IC tidak hanya mengamati proses ketika syuting berlangsung tetapi mulai berdiskusi dengan para aktor yang terlibat sejak awal pembuatan film.

Untuk film Pengepungan Bukit Duri ini, para IC meminta aktor dan aktris yang terlibat untuk menentukan bagian tubuh mana saja yang mereka tidak berkenan untuk disentuh.

Aktor dan aktris yang terlibat menjalani semacam sesi konseling untuk membahas kenyamanan mereka untuk adegan yang sensitif tersebut.

Untuk tugas penting itu, Joko Anwar menghadirkan orang-orang profesional yang bersertifikat sebagai intimacy coordinator bukan orang sembarangan.

"Orang-orang yang mengikuti pelatihan dan bersertifikat, diadakan oleh badan yang berotoriti memberikan sertifikasi kepada orang-orang tersebut. Orang-orang yang kita kenal yakni Putri Ayudya dan Runny Rudiyanti, mereka bersertifikat jadi intimacy coordinator di Indonesia," terang Joko Anwar. 

Pengepungan di Bukit Duri menandai babak baru dalam karir perfilman Joko Anwar setelah 20 tahun berkarya, mengusung genre yang belum disentuh sebelumnya olehnya yaitu drama-aksi.

Dibintangi oleh Morgan Oey, Omara Esteghlal, Hana Pitrashata Malasan, dan sederetan wajah baru dalam perfilman. 

Dikisahkan Edwin (Morgan Oey), berjanji pada kakaknya sebelum meninggal untuk menemukan anak kakaknya yang hilang. Pencarian Edwin membawanya menjadi guru di SMA Duri, sekolah untuk anak-anak bermasalah.

Di sana, Edwin menghadapi murid-murid paling beringas sambil mencari keponakannya.

Ketika akhirnya ia menemukan sang keponakan, kerusuhan pecah di seluruh kota dan mereka terjebak di sekolah, melawan anak-anak brutal yang kini mengincar nyawa mereka.

Dalam trailer yang mendebarkan sepanjang durasinya, Edwin harus bertahan hidup di negeri yang berkecamuk.

Bergabung bersamanya, Diana (Hana Pitrashata Malasan), Edwin harus menghadapi tekanan masyarakat yang dilanda konflik rasial dan gejolak yang semakin memanas di sekolahnya, sambil menjalankan misi menemukan keponakannya yang hilang.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya