Bukan Sekadar Cara Salesman Rekrut Pemain, Inilah Makna Mendalam Adegan Lotre Vs Roti di Squid Game 2
- Collider
Jakarta, VIVA – Salah satu adegan paling ikonik dalam serial Squid Game ketika Salesman merekrut para pemain. Pada musim kedua, salesman yang diperankan Gong Yoo menawarkan pilihan antara roti dan tiket lotre kepada para tunawisma yang ada di sebuah taman.Â
Adegan ini tampak seperti sebuah eksperimen sosial yang aneh. Namun, ternyata adegan memiliki makna yang jauh lebih dalam.
Dikutip dari Collider, Sutradara Hwang Dong-hyuk, mengungkapkan adegan roti dan lotre merupakan refleksi dari kebencian diri yang dirasakan oleh Salesman. Dengan memberikan pilihan kepada orang-orang miskin, Salesman seakan-akan sedang menguji nasib para gelandangan sekaligus mengejek kemiskinan mereka.Â
Hampir semua orang yang ditemui di taman tersebut memilih tiket lotre. Salesman kemudian menjatuhkan roti-roti yang ada di dalam kantong kertas secara kasar lalu menginjak-injaknya.
Sontak, para tunawisma menunjukkan ekspresi kaget. Adegan ini merupakan bentuk keputusasaan dan kebencian yang mendalam terhadap dirinya sendiri dan orang lain.
Secara tersirat, adegan roti dan lotre menunjukkan koneksi antara para pemain dan penjaga dalam permainan maut. Pemain dan penjaga pada dasarnya adalah korban dari sistem yang sama.Â
Mereka semua terjebak dalam lingkaran setan yang memaksa melakukan hal-hal ekstrim demi bertahan hidup. Jumlah hutang membuat para pemain rela mempertaruhkan nyawa demi uang hadiah.Â
Sementara itu, para penjaga, yang seharusnya berada di posisi yang lebih berkuasa, juga terikat oleh aturan permainan yang kejam. Mereka dipaksa untuk menjalankan tugas-tugas yang mengerikan demi mendapatkan imbalan finansial.
Tak hanya itu, Salesman juga korban dari sistem yang tidak adil. Peserta, penjaga hingga perekrut merupakan individu yang terjebak dalam situasi yang sulit dan dipaksa untuk membuat pilihan-pilihan yang sulit.
Squid Game tidak hanya sekadar tontonan yang menghibur, tetapi juga sebuah kritik sosial yang tajam. Serial ini mengajak penonton untuk merenungkan tentang kesenjangan sosial, kemiskinan, dan eksploitasi manusia.Â
Karakter Salesman seolah mengajak penonton berpikir kritis bahwa setiap tindakan memiliki motivasi yang kompleks. Sosok Salesman dalam Squid Game bukanlah sekadar seorang antagonis yang jahat.Â
Ia merupakan representasi dari sisi gelap manusia yang terjebak dalam sistem yang tidak adil. Kisahnya mengingatkan setiap orang mempunyai luka masa lalu dan kegelisahan yang mendalam, tidak peduli seberapa kuat atau berkuasa individu tersebut.