Bangga! Film Indonesia 'Mama Jo' Diputar di Serbia hingga Yunani

Film Mama Jo
Sumber :
  • VIVA.co.id/Aiz Budhi

Jakarta, VIVA – Kabar membanggakan datang dari dunia perfilman Tanah Air. Film berjudul Mama Jo terpilih dari ratusan pendaftar dalam ajang Eagle Awards Documentary Competition 2023. Meski belum resmi tayang di Indonesia, film garapan anak bangsa ini telah melanglang buana tayang di berbagai belahan dunia, mulai dari Jepang, Rusia, dan Serbia.

Tugas Besar Menanti Giring Ganesha Sebagai Wamen Kebudayaan, Benahi Industri Musik Nasional

Pada akhir bulan Oktober ini, Ineu Rahmawati selaku sutradata baru saja mengunjungi Serbia untuk screening film Mama Jo dalam festival film yang mengangkat isu-isu disabilitas, BOSIFEST 2024.

Ineu datang dengan penulis film Mama Jo, Nanda Puspita. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.

Jakarta World Cinema 2024 Resmi Diglar, Putar 120 Film dari 61 Negara

Berdasarkan informasi dari keterangan tertulis, kedatangan tim film Mama Jo ke festival film di Serbia didukung penuh oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI (saat ini Kementerian Kebudayaan).

Duta Besar Indonesia untuk Serbia, Mochammad Chandra Widya Yudha juga hadir langsung dalam screening film Mama Jo. Pemutaran film Mama Jo di Serbia dihadiri oleh kurang lebih 200 orang penonton yang terdiri dari masyarakat Indonesia dan Serbia.

Alternativa Film Awards 2024, Dorong Pertumbuhan Sinema Indonesia dan Asia Tenggara

Film Mama Jo juga mendapatkan anugerah Special Jury Mention BOSIFEST 2024. 

Setelah di Serbia, film Mama Jo akan meneruskan perjalanannya ke Yunani, diputar di festival film RODIFEST 2024. Film ini akan semakin luas menyebarkan pesan positif ke banyak negara.

Sebagai informasi, sutradara film Mama Jo, Ineu Rahmawati merupakan sineas asal Bogor. Film Mama Jo sendiri bercerita tentang perjuangan seorang ibu yang memiliki anak berkebutuhan khusus penyandang Cerebral Palsy bernama Jo. 

Dalam film ini, Jo diceritakan memiliki cita-cita menjadi seorang polisi. Ibunda dari Jo, Santi Florena Purba ingin memberikan pendidikan terbaik untuk anaknya itu.

Namun, karena kondisi ekonomi dan fasilitas yang ada di sekitar tempat tinggalnya kurang mendukung, Santi hanya bisa membawa Jo ke sekolah umum. 

Berbagai tantangan yang dihadapi Santi, Jo, dan juga para guru dalam film ini menjadi kisah menarik sekaligus patut untuk direnungkan.

Tidak hanya itu, perjuangan dan usaha Santi dan juga lingkungan di sekitarnya menjadi bagian penting dalam film ini dan bisa menjadi sebuah kisah yang inspiratif.

Menteri Kebudayaan Fadli Zon

Dipimpin Fadli Zon dan Giring, Ini Bocoran Struktur Kementerian Kebudayaan

Presiden Prabowo Subianto menunjuk Fadli Zon sebagai menteri kebudayaan dan Giring Ganesha Djumaryo selaku wakil menteri

img_title
VIVA.co.id
22 Oktober 2024