Tak Hanya Menakutkan, Film Dosa Musyrik Bawa Pesan Kehidupan yang Menyentuh

Marthino Lio, menuturkan pengalamannya berperan dalam film horor Dosa Musyrik
Sumber :

Jakarta, VIVA – Film Dosa Musyrik menghadirkan perspektif unik dalam genre horor Indonesia dengan pemilihan lokasi syuting di Jawa Tengah yang memperkuat nuansa mistis dan budaya lokal. Disutradarai oleh Hadrah Daeng Ratu, film ini mengambil setting di beberapa tempat ikonik di Jawa Tengah, seperti pabrik gula tua di Klaten, yang memberikan atmosfer mencekam serta memperkuat jalan cerita.

Dibintangi Mael Lee hingga Sara Wijayanto, Film Maju Serem Mundur Horror Potret Kisah Mahassiwa Abadi

Pemilihan tempat ini tidak hanya menambah elemen visual yang menakutkan, tetapi juga membawa kedalaman makna, mencerminkan cerita yang erat kaitannya dengan budaya dan adat Jawa. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.

Marthino Lio, yang memerankan karakter utama bernama Nugie, mengisahkan perjuangan karakter ini sebagai sosok kakak yang harus memikul tanggung jawab berat untuk menjaga keluarganya.

Atiqah Hasiholan Kembali Bintangi Film Horor Setelah 15 Tahun
Ungkap Pengalaman Syuting film Horor 'Petak Umpet', Randy Martin dan Putri Ayudya Sampaikan Hal Ini

Kondisi ekonomi yang sulit dan beban moral membuat Nugie terpaksa melakukan pengorbanan besar. Marthino sendiri mengaku bahwa peran Nugie memiliki dimensi yang kompleks.

“Nugie adalah karakter yang harus dihidupi dengan banyak perasaan, karena dia memikul tekanan besar dalam hidupnya,” ujar Marthino.

Tokoh ini tidak hanya menghadapi konflik dengan dunia mistis, tetapi juga dengan beban hidup yang dialaminya sehari-hari.

Selain membawa nuansa horor, Dosa Musyrik juga menyampaikan pesan moral yang kuat, menyoroti pentingnya menjalani hidup dengan proses yang benar tanpa mengandalkan cara instan atau melanggar nilai-nilai moral.

Film ini menunjukkan bahwa segala keputusan, baik di dunia nyata maupun dalam hal mistis, memiliki dampaknya masing-masing.

Melalui karakter Nugie, film ini mengingatkan penonton akan bahaya hutang yang tidak hanya bersifat finansial, tetapi juga bisa menjadi beban moral.

Proses syuting di lokasi yang memiliki atmosfer mistis seperti pabrik gula tua ini memberikan tantangan tersendiri bagi para pemain dan kru.

Menurut Marthino, suasana di lokasi sangat mendukung emosi yang dibutuhkan untuk film, mulai dari kondisi pabrik yang berkarat hingga suasana lembap yang membuat pengalaman syuting lebih autentik dan terasa mencekam.

Lokasi syuting yang dipilih memberikan nilai tambah pada film, memperkaya pengalaman horor yang akan dirasakan oleh penonton.

Dalam Dosa Musyrik, unsur-unsur budaya Jawa, seperti keris dan berbagai simbol tradisional lainnya, menjadi elemen penting yang tidak hanya menambah kesan mistis tetapi juga memperkaya cerita.

Karakter-karakter dalam film ini berinteraksi dengan elemen-elemen tersebut dengan cara yang memperkuat alur cerita dan menambah makna pada pesan-pesan moral yang ingin disampaikan.

Selain itu, aktor lokal dari Yogyakarta seperti Landung Singa Tupang dan Rit Timothy turut mendukung pengembangan karakter dalam film, membawa nuansa otentik dalam tiap adegan.

Salah satu adegan menarik dalam film adalah ketika karakter utama berhadapan dengan elemen-elemen mistis yang mencerminkan kepercayaan masyarakat lokal. Interaksi dengan benda-benda sakral dalam budaya Jawa menjadi bagian penting dalam film ini.

Penggunaan elemen lokal seperti ini juga mencerminkan kedalaman riset yang dilakukan oleh sutradara dan penulis cerita dalam menciptakan alur yang terasa dekat dengan kehidupan masyarakat Jawa Tengah.

Hal ini membuat Dosa Musyrik bukan hanya sebagai film horor, tetapi juga menjadi refleksi sosial yang relevan bagi penonton. Penonton yang menyukai cerita horor dengan sentuhan budaya lokal pasti akan menikmati film ini.

Dosa Musyrik tidak hanya memberikan ketakutan, tetapi juga mengajak penonton untuk merenung tentang kehidupan dan tanggung jawab.

Hadrah Daeng Ratu berhasil mengemas cerita yang bukan hanya menakutkan tetapi juga penuh pesan dan makna, yang relevan dengan kehidupan sehari-hari.

Dengan nuansa Jawa yang kental, Dosa Musyrik siap menghadirkan pengalaman horor yang tidak hanya seram tetapi juga penuh arti, mengingatkan penonton akan konsekuensi dari setiap keputusan dan pentingnya menjalani proses dalam kehidupan.

Dosa Musyrik akan tayang serentak pada 31 Oktober dan menjadi salah satu film yang wajib disaksikan di bioskop bagi para pencinta horor.

Film ini menawarkan pengalaman horor yang berbeda, menggabungkan elemen budaya dan pesan moral yang kuat, yang siap mengajak penonton dalam perjalanan emosional yang mendalam dan penuh makna.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya