Pertama Kali Syuting ke Kaimana, Adinda Thomas Anggap Liburan
- ist
Jakarta – Aktris Adinda Thomas mengungkapkan perasaannya yang terbebani jelang proses syuting film 7ujuh Senja di Kaimana, yang akan berlangsung di Kaimana, Papua. Sebagai pemeran utama dalam film yang disutradarai oleh Anwar Sany, Adinda menyadari pentingnya persiapan yang matang untuk perannya.
Tak hanya itu, karakternya sebagai Shandya akan mengalami beberapa perubahan jelang proses syuting yang dijadwalkan mulai pada 27 Juli 2024. Scroll lebih lanjut ya.
"Kalau aku sebenarnya masih tetap terbebani dengan karakter Shandya yang mungkin ada rencana akan diubah oleh kak Anwar looks-nya mau jadi lebih tinggi Dindanya, lagi didiskusikan terkait looksnya seperti apa," ungkap Adinda Thomas dalam konferensi pers film 7ujuh Senja I Left My Heart in Kaimana yang digelar di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Kamis, 11 Juni 2024.
Meskipun merasa terbebani, Adinda berusaha mendalami perannya agar drama dan pesan yang ingin disampaikan dalam film tersebut dapat diterima dengan baik oleh penonton.
"Semoga perubahannya juga bisa membuat karakter Shandya lebih hidup dan juga kalau yang ada dibayangin aku bertugas di sini menghidupkan karakternya memberikan rasa dimana ada banyak banget poin drama yang harus bisa aku sampaikan juga jadi Sandhya untuk yang nonton," ujarnya.
Adinda Thomas juga mengaku bahwa ini adalah kali pertamanya mengunjungi Papua untuk melakukan proses syuting. Ia menganggap pengalaman ini sebagai bentuk liburan sambil bekerja.Â
"Di satu sisi aku menganggap syuting ini fun banget dari proses reading sampai hari ini fun santai semoga pas syuting dan akhir bakal seperti ini terus begitupun cuacanya sehingga kita engga stres," jelasnya.
Adinda pun merasa bersyukur atas kesempatan ini.Â
"Dan dari aku lebih merasa kaya diajak jalan-jalan ke Papua pertama kali sih terima kasih," katanya.
Film ini mengisahkan perjalanan Sandhya, seorang penulis lagu muda yang mengalami kebuntuan dalam kreativitasnta. Ketika ayahnya meninggal, Sandhya pergi ke Kaimana, Papua Barat, untuk menghadiri pemakamannya.Â
Di sana, dia menemukan jurnal ayahnya yang penuh dengan kenangan dan kebanggaan. Dengan bantuan sepupunya Kak Abbi, adiknya Mimi, dan pemuda lokal Kainoa, Sandhya mulai menjelajahi keindahan alam dan budaya Kaimana. Melalui perjalanan ini, Sandhya menemukan kembali inspirasi dan jati dirinya, sekaligus menyelesaikan konflik internal dan profesional.Â