Aghniny Haque Bicara Pendalaman Karakter di Film Tuhan Izinkan Aku Berdosa
- VIVA.co.id/Dede Idrus (Bandung)
BANDUNG – Rumah produksi MVP Pictures menggelar acara spesial screening film Tuhan, Izinkan Aku Berdosa di CGV Paris Van Java, Jalan Sukajadi, Bandung, Jumat 22 Maret 2024.
Acara tersebut mendapat apresiasi luar biasa dari warga Bandung. Ratusan penonton terlihat antusias mengantre masuk untuk menyaksikan film garapan Hanung Bramantyo ini.
Pemeran utama Aghniny Haque beserta pemain lainnya seperti Djenar Maesya Ayu, Nugie dan Ridwan Raoul turut meramaikan acara screening film ini. Selain itu, sang sutradara Hanung Bramantyo juga hadir.
Selama Masa penayangan, banyak penonton ikut terbawa perasaan karena film yang diadaptasi dari novel berjudul Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur karya Muhidin M Dahlan ini menghadirkan berbagai konflik di dalamnya.
Film ini mengisahkan tentang seorang mahasiswi bernama Kiran (Aghniny Haque) yang masuk dalam kelompok kajian Rohani Islami atau Rohis di universitasnya. Karin punya impian menjadi muslimah taat dan bisa mengamalkan ajaran Islam.
Karena kepintarannya, Kiran mendapat banyak perhatian dari kelompoknya termasuk pimpinan kajian, Abu Darda. Bahkan, Abu Darda tertarik untuk menikahi Kiran secara siri.
Namun, Kiran dibuat kecewa setelah mengetahui Abu Darda sudah beristri dua. Selain itu, Abu Darda berbohong karena tidak mengakui telah menelpon Kiran secara langsung.
Proses pernikahan akhirnya batal dan Kiran akhirnya tersudut lantaran kelompok kajian lebih memilih percaya terhadap pimpinannya dibanding Kiran.
Kiran bahkan semakin kecewa ketika sang ibu juga percaya terhadap kebohongan Abu Darda yang merupakan ulama terpandang di daerahnya. Kiran akhirnya kehilangan kepercayaan dari orang-orang terdekat.
Kiran sebenarnya mendapat dukungan dari Daarul (Andri Mashadi) rekannya sesama di kajian. Namun, Daarul perlahan memilih meninggalkan Kiran karena tidak ingin berbuat dosa.
Di tengah pergolakan batinnya, Kiran terjerumus ke dunia hitam dengan menjadi pelacur. Selama menjadi pelacur, Kiran mendapat klien dari para pejabat dan tokoh-tokoh penting.
Namun, di balik pekerjaannya Kiran punya misi untuk membongkar topeng para pejabat tersebut. Sehingga banyak konflik yang terjadi di dalamnya.
Aghniny mengaku kaget ketika pertama kali membaca skrip film Tuhan, Izinkan Aku Berdosa. Dia melihat ada tantangan besar karena ini merupakan film dengan membawa isu yang sensitif.
"Kaget waktu baca skrip pertama kali, aku baca dan tanya-tanya ke mas Hanung. Dan aku lihat skrip nya ini matang banget dan bagus tinggal syuting saja," kata Aghniny.
"Buat aku ini pencapaiannya berbeda karena selama ini aku di framing film horor dan fight. Ini dihadirkan dengan karakter yang berbeda dan tiga masa yang berbeda," lanjutnya.
Aghniny menuturkan pendalaman karakter sebagai Karin di film ini tidak mudah. Mantan atlet Taekwondo ini harus mengikuti pengajian dan menghapal berbagai ayat Al Qur'an.
"Ngaji lagi benar-benar dan memulai lagi Islam dari nol. Itu mungkin caranya pendalaman karakter sebagai Kiran, " ucapnya.
Di samping itu, Hanung juga menjelaskan alasan mengubah judul film dengan novelnya. Menurutnya, karena ada hubungan dengan korporasi yang meminta kata pelacur untuk diubah karena punya konotasi negatif.
"Pelacur itu konotasinya negatif dan pemegang saham meminta untuk mencari kata lain. Jadi cari kata yang tetap positif," jelas Hanung.