Film Pasar Setan Angkat Mitos Seram di Gunung yang Sering Ditemui Para Pendaki
- BNPB
JAKARTA – Mitos Pasar Setan merupakan legenda yang populer terutama di beberapa daerah pegunungan di Indonesia. Tempat ini dipercaya sebagai tempat tinggal bagi makhluk gaib yang menjual barang-barang atau jasa supranatural.
Kisah-kisah misterius sering terkait dengan Pasar Setan, termasuk cerita tentang orang yang menghilang setelah mengunjungi tempat tersebut atau mengalami pengalaman horor di sekitarnya. Hal ini sering menjadi peringatan akan bahaya hal-hal supranatural dan pentingnya menjaga diri dari godaan kegelapan. Scroll untuk tahu cerita lengkapnya, yuk!
Mitos yang terdengar familiar di telinga para pecinta pendakian gunung ini diangkat menjadi sebuah film berjudul "Pasar Setan". Film garapan sutradara Wisnu Surya Pratama ini diangkat dari kisah nyata dan memberikan pengalaman horor yang berbeda dari film-film lainnya. Pasar Setan merupakan debut sang sutradara dalam film horor panjang setelah sebelumnya ia berkutat dengan karya pendek dan dokumenter.
Dalam film ini, Wisnu ingin mengangkat isu-isu yang relevan dengan masyarakat Indonesia termasuk fenomena cancel culture yang menjadi latar belakang cerita Pasar Setan.
"Fenomena untuk mendapatkan viewers, bagaimana menjadi terkenal itu terkadang dilakukan dengan cara-cara seperti fake story, cerita yang dipaksakan ada, demi konten. Sementara itu, terkadang ketika orang sudah berbuat kesalahan juga di-cancel dan di-bully habis-habisan di media sosial," ungkap Wisnu, dalam konferensi pers perilisan trailer film Pasar Setan, di Jakarta, Selasa 6 Februari 2024.
Proses syuting berlokasi di kaki Gunung Pangrango dan menjadikan Gunung Salak sebagai latar tempat di film. Para pemain dan tim produksi setidaknya menghabiskan waktu hingga 12 hari untuk melakukan proses syuting. Mereka tinggal di area gunung yang aksesnya tidak mudah dijangkau dan suasana yang cukup menyeramkan.
"Fun fact bahwa tempat kita syuting adalah gunung yang bersebelahan dengan tempat satwa liar, sampah harus diurus biar nggak mencemari lingkungan. Kita harus menjaga kenyamanan mereka (hewan liar) dan keamanan kita, binatang kalau mereka terganggu bakal membahayakan kita," jelasnya.
Bahkan, saat meninjau lokasi yang akan digunakan untuk syuting, Wisnu dan tim sempat tersasar ke sarang kobra. Beberapa pemain juga sempat lebam di beberapa bagian tubuh dan lecet karena terkena goresan ranting-ranting pohon di hutan tersebut. Beruntung, mereka ditemani oleh petugas gunung agar tidak sembarangan mengambil lokasi syuting yang dapat membahayakan.
Film yang rilis pada 29 Februari 2024 ini dibintangi oleh Audi Marissa, Roy Sungkono, Pangeran Lantang, Shindy Huang, dan banyak lainnya.