Syirik, Sutradara Hestu Saputra Angkat Kekayaan Budaya Jawa dalam Film Terbaru

Sutradara, Hestu Saputra
Sumber :
  • IG @hestu_saputra

JAKARTA – Film terbaru yang berjudul Syirik karya Hestu Saputra, dijadwalkan segera menyapa penikmat film Indonesia. Dalam karya terbarunya ini, Hestu Saputra mengangkat kedekatan budaya Jawa sebagai unsur utama. Sang sutradara yang memiliki latar belakang erat dengan budaya Jawa ini, bertekad menghadirkan sebuah karya yang bukan hanya menghibur, tetapi juga mendidik dan memperkaya wawasan tentang budaya Nusantara.

Main di Guna-Guna Istri Muda, Anjasmara: Hati-Hati Kalau Ingin Punya Istri Muda!

Hestu Saputra, dalam keterangan persnya, menjelaskan bahwa Syirik tidak hanya sekadar film, melainkan sebuah media untuk mengenalkan budaya Jawa yang autentik kepada masyarakat luas. Scroll lebih lanjut ya.

"Di film 'Syirik' saya akan menghadirkan film yang bermuatan budaya Jawa yang sangat kental. Seperti budaya kejawen, ilmu Kanuragan, santet, belajar kedigdayaan untuk bertarung dalam menjalani kehidupan yang sedemikian keras," ujar Hestu.

Ratu Felisha hingga Hana Malasan Bintangi Film Horor Sorop, Diadaptasi dari Thread X karya Simpleman

Lebih lanjut, Hestu memaparkan bahwa film ini tidak hanya menampilkan unsur-unsur kejawen, kedigdayaan, kanuragan, santet, dan unsur mistis, melainkan juga mengeksplorasi nilai dan filosofi yang mendalam. Berbeda dengan film-film serupa sebelumnya, Syirik menjanjikan suatu pendekatan yang lebih substansial terhadap elemen-elemen mistis tersebut.

Pendalaman Karakter Psikiater, Shaarefa Daanish Lakukan Riset di RSJ

Keterkaitan Hestu dengan budaya Jawa dimulai sejak masa kecil.

"Sejak kecil saya sudah sangat dekat dengan budaya Jawa, kejawen, santet, tarian, perdukunan. Karena saya memang lahir dan besar di Wonosari Gunung Kidul. Jadi lumayan fasih Ngomongim soal budaya Jawa sesungguhnya, artinya bukan tempelan. Sekedar ada, tapi makna dan filosofi tidak terasa," terangnya.

Aspek tari dalam film Syirik juga dihadirkan dengan sangat serius. Hestu menekankan bahwa tarian dalam film ini bukan hanya sebagai pelengkap, tetapi sebagai wujud ekspresi yang kuat dan penuh makna.

"Tari di film 'Syirik' bukan sekedar tarian tempelan tapi kami menghadirkannya secara sungguh-sungguh," tambahnya.

Ilustrasi bioskop/film/menonton film.

Photo :
  • Freepik/freepik

Dalam hal penari, Hestu dan timnya sangat selektif. Mereka memilih penari yang tidak hanya mahir dalam teknik, tetapi juga memahami filosofi di balik setiap gerakan. "Makanya kami pilih acting course penari, seorang penari yang tidak sekedar piawai menari tapi juga memaham tentang filosofi tari," jelas Hestu.

Dengan keseriusan dan kerja keras tim produksi, Hestu Saputra optimis bahwa Syirik akan menjadi sebuah fenomena baru di dunia perfilman Indonesia, khususnya genre horor. Dia berharap film ini akan menarik minat penonton untuk berbondong-bondong ke bioskop.

"Syirik bukan film biasa, penuh edukasi budaya dan mengandung filosofi yang dalam. Ini yang meyakini saya kalau film 'Syirik' akan menjadi tontonan yang berbeda," pungkas Hestu Saputra dengan penuh keyakinan. 
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya