Film The Glorious Komodo Island Dirilis, Sajikan Keindahan Labuan Bajo
- ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
NTT – Film The Glorious Komodo Island (Pulau Komodo yang Agung) resmi dirilis. Film yang mengisahkan tentang keindahan destinasi wisata di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) ini, perdana ditayangkan di Theater Keong Mas, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta.Â
The Glorious Komodo Island sendiri menjadi pembuka dari seluruh rangkaian film serial inspiratif The Hidden Gem of Nusantara (Harta Tersembunyi di Bumi Nusantara). Yuk, scroll untuk info selengkapnya.Â
Herijanto Judarta, Executive Producer sekaligus CEO Mahaka Visual Indonesia (MVI) ingin menerjemahkan visi misi TMII dan nilai Bhinneka Tunggal Ika menjadi sebuah sajian audio visual yang menceritakan keharmonisan paripurna dari keindahan alam, keragaman budaya dan kearifan lokal di berbagai destinasi wisata.Â
Selain itu, Herijanto juga ingin menyematkan sebuah konsep semangat yang lebih mendalam, yang menjadi kekuatan unik dalam film serial tersebut.Â
"Konsep semangat tersebut berupa cerita nyata dari kehidupan anak-anak nusantara yang memiliki daya juang tinggi dalam keseharian untuk mencapai cita-cita," ujar Herijanto dalam keterangannya, dikutip Minggu 1 Oktober 2023.Â
Selain menampilkan kompilasi berbagai titik destinasi di Labuan Bajo dan Taman Nasional Pulau Komodo, film The Glorious Komodo Island ini juga menyajikan sebuah pengalaman imersif (immersive experience) bagi para
penonton melalui media layar raksasa berukuran 30x18m.Â
"Semoga film inspiratif perdana ini bisa menjadi pengingat, penyemangat sekaligus ucapan syukur bagi kita semua masyarakat Indonesia, yang telah dianugerahi berbagai keindahan alam dan nilai budaya yang luhur," harapnya.Â
Candra Agustinus, sutradara dan pimpinan tim produksi, merasa sangat bersyukur mendapatkan kesempatan dan kepercayaan untuk menjadi bagian dari film serial inspiratif ini. Candra yang pernah mendapatkan penghargaan atas film dokumenter yang dibuatnya bersama sebuah lembaga kemanusiaan di mancanegara,
menyampaikan antusiasme yang sangat besar ketika menerima paparan konsep film ini dan mendapatkan ajakan untuk memproduksi film serial inspiratif ini.
"Berbagai nilai-nilai positif dan kemanusiaan yang disampaikan, terutama semangat juang anak-anak Nusantara merupakan sebuah spirit booster bagi Indonesia," ungkapnya.Â
The Glorious Komodo Island merupakan film produksi Indonesia yang pertama kali dan satu-satunya menggunakan kamera sinema resolusi tertinggi di kelasnya.
Dari sisi cerita, film inspiratif ini mengikuti aktivitas perjalanan dari 3 orang pemeran utama yang terpilih sebagai perwakilan generasi muda zaman sekarang. Film ini menghadirkan Fahri Muhammad, seorang sport activity trainer di sebuah jaringan akademi olahraga Indonesia, kemudian Patricia Yosita Hapsari, seorang perenang nasional Indonesia yang berprestasi di Indonesia dan mancanegara, serta Christoforus Vio, seorang pengusaha muda dan praktisi musik di Indonesia.Â
Walaupun berasal dari latar belakang yang sangat berbeda, ketiganya menunjukkan antusiasme yang sangat tinggi untuk ikut terlibat ketika melihat berbagai nilai kebaikan yang disajikan kepada generasi muda Indonesia.
Fahri yang memang akrab dengan aktivitas olahraga secara umum, menilai bahwa destinasi-destinasi wisata yang ada di Indonesia, memang merupakan destinasi yang sangat relevan dan cocok bagi para penggemar wisata alam yang memberikan kesegaran, kebugaran bahkan peningkatan kesehatan mental.
Yosita yang sudah menorehkan berbagai prestasi di cabang olahraga renang, juga melihat bahwa wisata bahari di Indonesia merupakan kekayaan alam yang tiada tanding di dunia. Sehingga, mengambil peran untuk turut melestarikan kekayaan wisata bahari Indonesia melalui karya audio visual merupakan salah satu misi nasionalisme yang dimilikinya.
Christo yang akrab dengan dunia bisnis dan seni, sangat terpukau dengan misi pelestarian budaya di Indonesia, yang telah terbukti nyata menjadi kebanggaan Nusantara di berbagai belahan dunia. Christo menilai, peran sertanya dalam film inspiratif ini menjadi sebuah ajakan untuk semua orang agar turut melestarikan kekayaan budaya Nusantara.
Walaupun situasi produksi menemui berbagai tantangan teknis dan nonteknis, ketiganya mendapatkan sebuah semangat yang sama tentang bagaimana generasi muda Indonesia sesungguhnya adalah harta yang sesungguhnya bagi kedigdayaan Nusantara di masa depan.Â